Obah Mosik

Istilah kata obah mosik sebagai judul, memiliki makna yang sama dengan perubahan. Di dalam karya tari yang diciptakan, perubahan yang dimaksud terdapat pada gerak lampah macak yang ada pada Reog Prajuritan. Reog Prajuritan tersebut mengimitasi gerak lampah macak yang ada pada sepuluh prajurit kraton...

Full description

Main Author: CAHYONO, Dwi
Format: Tugas Akhir
Language: Indonesian
Published: FSP ISI Yk. 2018
Subjects:
Online Access: http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=39521
PINJAM
id isilib-39521
recordtype oai_dc
spelling isilib-395212019-01-28T14:58:01Z Obah Mosik CAHYONO, Dwi Reog Prajuritan Seni Tari lampah macak FSP ISI Yk. 2018 id Tugas Akhir http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=39521 ST.PCT/Cah/o/2018 Istilah kata obah mosik sebagai judul, memiliki makna yang sama dengan perubahan. Di dalam karya tari yang diciptakan, perubahan yang dimaksud terdapat pada gerak lampah macak yang ada pada Reog Prajuritan. Reog Prajuritan tersebut mengimitasi gerak lampah macak yang ada pada sepuluh prajurit kraton, seperti Prajurit Nyutro, Prajurit Wirobrojo, Prajurit Dhaeng, Prajurit Patangpuluh, Prajurit Jogokaryo, Prajurit Prawirotomo, Prajurit Ketanggung, Prajurit Mantrijero, Prajurit Bugis, dan Prajurit Surokarso. Ada perbedaan antara gerak lampah macak yang ada pada Reog Prajuritan dan gerak lampah macak yang ada pada sepuluh prajurit kraton. Perubahan ini disebabkan karena orang-orang yang berada di luar kerajaan ini mengimitasi gerak lampah macak prajurit kraton dengan kemampuan yang mereka miliki, sehingga gerak yang muncul menjadi berbeda dengan gerak lampah macak yang dimiliki sepuluh prajurit kraton. Tari Reog Prajuritan sebagai inspirasi karya tari yang diciptakan, berawal dari ketertarikan saat melihat Reog Prajuritan di Gunungkidul, di dalam tari Reog Prajuritan ada empat bagian yaitu kolosal (semua penari Reog Prajuritan menari bersama), jaranan, prajuritan, bregada dan memiliki beberapa properti yang digunakan seperti tombak, pedang, jaran kepang, dan payung. Dalam setiap bagian selalu dominan dengan gerak lampah macak yang sederhana kemudian gerakan itu dilakukan secara berulang-ulang atau disebut monoton, namun motif gerak tersebut sangat menarik untuk dikembangkan. Pada karya tari Obah Mosik yang diciptakan digarap dengan koreografi kelompok dengan enam penari laki-laki, lampah macak menjadi sumber utama untuk menciptakan gerak dan pengembangannya, di dalam lampah macak juga terdapat beberapa esensi, yaitu gerak pengulangan dan ayunan, pengembangan dan esensi ini divisualisasikan kedalam tubuh penari menjadi empat bagian, yaitu kepala, badan, tangan, dan kaki. Dalam karya tari yang diciptakan ini tidak memakai properti. MelaluI karya yang diciptakan ini diharapkan muncul generasi-generasi muda untuk dapat melestarikan kesenian rakyat dan terus berkarya. Yogyakarta xiii, 90 hal.: ilus.; 30 cm. NONE http://opac.isi.ac.id//images/default/image.png
institution Institut Seni Indonesia Yogyakarta
collection Perpustakaan Yogyakarta
language Indonesian
topic Reog Prajuritan
Seni Tari
lampah macak
NONE
spellingShingle Reog Prajuritan
Seni Tari
lampah macak
NONE
CAHYONO, Dwi
Obah Mosik
description Istilah kata obah mosik sebagai judul, memiliki makna yang sama dengan perubahan. Di dalam karya tari yang diciptakan, perubahan yang dimaksud terdapat pada gerak lampah macak yang ada pada Reog Prajuritan. Reog Prajuritan tersebut mengimitasi gerak lampah macak yang ada pada sepuluh prajurit kraton, seperti Prajurit Nyutro, Prajurit Wirobrojo, Prajurit Dhaeng, Prajurit Patangpuluh, Prajurit Jogokaryo, Prajurit Prawirotomo, Prajurit Ketanggung, Prajurit Mantrijero, Prajurit Bugis, dan Prajurit Surokarso. Ada perbedaan antara gerak lampah macak yang ada pada Reog Prajuritan dan gerak lampah macak yang ada pada sepuluh prajurit kraton. Perubahan ini disebabkan karena orang-orang yang berada di luar kerajaan ini mengimitasi gerak lampah macak prajurit kraton dengan kemampuan yang mereka miliki, sehingga gerak yang muncul menjadi berbeda dengan gerak lampah macak yang dimiliki sepuluh prajurit kraton. Tari Reog Prajuritan sebagai inspirasi karya tari yang diciptakan, berawal dari ketertarikan saat melihat Reog Prajuritan di Gunungkidul, di dalam tari Reog Prajuritan ada empat bagian yaitu kolosal (semua penari Reog Prajuritan menari bersama), jaranan, prajuritan, bregada dan memiliki beberapa properti yang digunakan seperti tombak, pedang, jaran kepang, dan payung. Dalam setiap bagian selalu dominan dengan gerak lampah macak yang sederhana kemudian gerakan itu dilakukan secara berulang-ulang atau disebut monoton, namun motif gerak tersebut sangat menarik untuk dikembangkan. Pada karya tari Obah Mosik yang diciptakan digarap dengan koreografi kelompok dengan enam penari laki-laki, lampah macak menjadi sumber utama untuk menciptakan gerak dan pengembangannya, di dalam lampah macak juga terdapat beberapa esensi, yaitu gerak pengulangan dan ayunan, pengembangan dan esensi ini divisualisasikan kedalam tubuh penari menjadi empat bagian, yaitu kepala, badan, tangan, dan kaki. Dalam karya tari yang diciptakan ini tidak memakai properti. MelaluI karya yang diciptakan ini diharapkan muncul generasi-generasi muda untuk dapat melestarikan kesenian rakyat dan terus berkarya.
format Tugas Akhir
author CAHYONO, Dwi
author_sort CAHYONO, Dwi
title Obah Mosik
title_short Obah Mosik
title_full Obah Mosik
title_fullStr Obah Mosik
title_full_unstemmed Obah Mosik
title_sort obah mosik
publisher FSP ISI Yk.
publishDate 2018
url http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=39521
_version_ 1709040192179929088
score 14.79448