Summary: |
INTISARI
Latat' belakang tingginya angka kesalahan tehadap pengobatan (treahnent)
yang mengakibatkan kerugian terhadap pasien rumah sakit. Baik kejadian yang tidak
diharapkan (KTD) ataupun kejadian nyaris celaka (KNC) sebenarnya bisa dihindari
atau paling tidak diminirnalisir, bila budaya patient safety dilaksanakan secara
optimal oleh seluruh pelaku pekerjaan kesehatan. Kerugian dari korban KTD ini
sangat bervariasi dari yang paling ringan sampai dengan cacat seumur hidup bahkan
tidak jarang yang meninggal, Bahkan termasuk kerugian keuangan karena pasien
harus membayar lebih.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskreptip kuantitatif.
Subjek penelitian ini adalah tenaga medis, para medis dan para medis non perawat
yang berhubungan langsung dengan pasien di RSUD. Prof. Dr. Soekandar Mojosari
Kabupaten Mojokerto sebanyak 176 orang. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive random sampling untuk unitiinstalasi dan convinient
sampling untuk subjek orang yang dijadikan responden. Pengukur budaya patient
safety mengadopsi kuesioner dari AHRQ sedangkan untuk gaya kepemimpinan
kuesioner dikembangken dan diadopsi dari indikator gaya kepernimpinan oleh
Harsey & Blanchard (1982 ). Analisis data penelitian menggunakan analisis
deskriptif ku antitati f.
Hasil dan kesimpulan penelitian menunjukan hal-hal sebagai berikut : 1)
Pelaksanaan patient safety di RSUD. Prof. Dr. Soekandar Mojosari Kabupaten
Mojokerto dalam kategori baik dengan prosentase sebesar 78%. 2) gaya
kepemimpinan yang paling banyak digunakan oleh pemimpin unit adalah gaya
kepemimpinan parlisipatif dengan nilai rata-rata 22,1, disusul dengan nilai 20,1
untuk delegatif,l3,5 konsultatif dan 10,4 untuk instruktif , 3) perniiihan gaya
kepemimpinan tersebut semata-mata juga didasarkan pada situasi para bawahan dan
lingkungan di RSUD. Prof. Dr. Soekandar Mojosari Kabupaten Mojokefio.
Kata Kunci : Peran, Gaya kepemimpinan, Budaya patient safety.
xi
|