Efektivitas pelayanan publik Di wilayah konflik perbatasan (Studi kasus enam Desa di perbatasan Kab. Halmahera utara dan Kab. Halmahera barat tahun 2009 - 2012).

ABSTRAK Sejak pintu otonomi daerah dibuka pada tahun 1999, dalam kuntn waktu sepuluh tahun, Kemendagri mencatat jumlah daerah otonom baru (DOB) terus merangkak. Namun, daerah-daerah yang dimekarkan memunculkan konflik diantaranya soal tapal batas yang dipicu karena sumber daya alam. Sekitar 74...

Full description

Main Author: Syarifuddin Usman
Format: Thesis S2
Language: Bahasa Indonesia
Published: MIP 13 UMY 005 2013
Subjects:
Online Access: http://oaipmh-jogjalib.umy.ac.idkatalog.php?opo=lihatDetilKatalog&id=36050
PINJAM
Summary: ABSTRAK Sejak pintu otonomi daerah dibuka pada tahun 1999, dalam kuntn waktu sepuluh tahun, Kemendagri mencatat jumlah daerah otonom baru (DOB) terus merangkak. Namun, daerah-daerah yang dimekarkan memunculkan konflik diantaranya soal tapal batas yang dipicu karena sumber daya alam. Sekitar 74 konflik tapal batas yang kini ditangani Kemendagri termasuk didalamnya adalah konflik tapal batas memperebutkan enam desa antara Pemda Kabupaten Halmahera Barat dan Halmahera Utara yang berlangsung sekitar l3 tahun karena dipicu oleh PP no 42 tahun 1999 dan UU No.l tahun 2013. Atas dasar pemikiran tersebut, permasalahan yang dirurnuskan dalam tesis ini, Bagaimana efektivitas pelayanan publik di wilayah konflik perbatasan dengan mengambil studi di enam desa tahun 2009 - 2012. Penelitian ini bertujuan untuk; (l) mengetahui efektivitas pelayanan di wilayah konflik beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, (2) menganalisis mengapa konflik masih berlanjut. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif untuk mengukur kepuasan lewat survey, Observasi, dokumentasi dan wawancara. Hasif Penelitian ini menyimpulkan; pertama, tidak ada efektivitas dalam pelayanan di wilayah konflik. Meskipun kepuasan pelayanan yang diterima masyarakat enam desa nilai intervalnya menunjukan hal yang baik. Namun,secara umum tidak ada efektifitas dalam pelayanan di wilayah konflik. Kedua, terjadi ada irisan atau kaitan, konflik dan pelayanan. Arlinya, disatu sisi konflik tapal batas tetap berlangsung, di sisi pelayanan, dan masyarakat diuntungkan dari konflik. Hal ini karena ada berbagai factor yang memengaruhinya seperti lingkungan sosial, faktor geografis dan sumber daya. Penelitian ini merekomendasikan; Pertama, fasilitas pendidikan dan kesehatan yang ada di wilayah enam desa sebaiknya dikelola oleh pemerintah Provinsi. Kedua, pemerintah Kabupaten perlu meningkatkan efektivitas melalui pelayanan dengan cara menyediakan dokter dan tenaga medis yang lebih memadai, obat-obatan dan pelayanan rujukan pada bidang kesehatan. Sementara pada bidang pendidikan perlunya penyediaan fasilitas rumah guru, perpustakaan dan buku-buku pelajara. Ketiga, konflik yang masih berlangsung perlu di cari win-win solution sehingga masyarakat enam desa tidak dikorbankan dari sisi pelayanan. Efektivitas, Pelayanan dan Konfl ik.
Physical Description: 229 hal
ISBN: TES MIP 05