Summary: |
INTISARI
Desentralisasi atau sering dikenal dengan otonomi daerah tidak hanya
dipandang dari perspektif hukum saja, namun dapat dikaji dan dianalisis dari
berbagai sudut pandang. Salah satunya dapat dianalisis dengan menggunakan
perspektif demokrasi liberal yang dibahas oleh Brian C. Smith. Alasan untuk
mendukung pemerintahan daerah karena, desentralisasi (pemerintahan daerah)
akan betmanfaat bagi perturnbuhan demokrasi baik ditingkat pusat maupun di
daerah. Meskipun demikian baik alasan perlunya pemerintahan daerah, namun
dalam pelaksanaannya terdapat berbagai permasalahan yang cukup kompleks
yang memerlukan penanganan serius bagi pemerintah daerah. Permasalahan
seperti pelayanan, infrastruktur, keuangan, sumberdaya manusia, dan
perekonomian mempakan fenomena umum yang sering nampak kepermukaan.
Berpijak dari dasar pemikiran tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan
dalam tesis ini yaitu Bagaimana kinerja daerah otonom baru pasca pemekaran
Kabupaten Halmahera utara dan Halmahera Barat Provinsi Maluku utara.
Penelitian ini bertujuan untuk; (1) Mengkaji kinerja daerah otonom
Kabupaten Halmahera Utara dan Halmahera Barat dalam aspek ekonomi,
keuangan, pelayanan publik dan aparatur pemerintah, (2) Mengetahui secara
mendalam capaian kinerja pemerintah daerah otonom baru baik dari aspek
ekonomi daerah, keuangan daerah, pelayanan publik dan aparatur pemerintahan
daerah.
Penelitian kinerja dalam tesis ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif dan kuantitatif. Dalam analisis data, diawali dengan menghimpun data
melalui metode kepustakaan (dokumentasi), observasi dan wawancara.
Hasil Penelitian ini menyimpulkan; pertama, Kinerja perekonomian
Kabupaten Halmahera Utara masih lebih baik dibanding daerah induk. Kedua,
Secara umum indeks kinerja pelayanan publik Kabupaten Halmahera Utara relatif
stabil dibanding daerah induk, namun persentasenya sama-sama masih rendah
sebab, terbatasnya peralatan dan tenaga kesehatan, demikian pula sebaran guru
maupun tenaga kesehatan belum merata serta kualitas infrastruktur jalan
khususnya jalan kabupaten masih kurang baik. Ketiga, Indeks kinerja keuangan
daerah masih rendah, akibat tingginya ketergantungan fiskal disebabkan besarnya
belanja pegawai. Sementara pengelolaan PAD belum begitu optimal. Keempat,
Secara umum kinerl'a aparatur daerah masih rendah, sebab kecilnya persentase
aparatur kesehatan. Rendahnya kualitas aparatur secara umum disebabkan oleh
minimnya persentase aparatur yang berpendidikan sa4' ana.
Penelitian ini merekomendasikan; Pertama, Pertumbuhan ekonomi
hendaknya dibarengi dengan pemerataan pembangunan diseluruh sektor
kehidupan masyarakat. Kedua, Ketenagaan guru harus tersebar secara merata
keseluruh wilayah, didukung oleh fasilitas dan kesejahteraan guru yang cukup.
Demikian pula ketersediaan tenaga dan peralatan medis harus terus diupayakan
agar berbagai penyakit dapat tertangani dengan baik. Ketiga. perlunya penataan
sumber-sumber keuangan daerah dengan baik agar kemandirian bisa terwujud dan
ketergantunga fiskalnya dapat dikurangi. Keempat, pengembangan SDM aparatur
harus terus diupayakan mengingat tantangan kedepan semakin kompleks.
Kata kunci: Evaluasi kinerja, desentralisasi dan otonomi daerah.
vii
|