Summary: |
Nyeri leher adalah masalah yang sering dikeluhkan oleh masyarakat Indonesia sebesar 16,6%. Untuk mendiagnosis dan mengetahui penyebab cervical syndrome perlu dilakukan pemeriksaan radiologis foto polos cervical tiga posisi (AP, lateral, oblik) sebagai pemeriksaan penunjang dan MRI (Magnetic Resonance Imaging) sebagai standar baku emas. Indonesia sebagai negara berkembang dengan masyarakatnya yang masih banyak menggunakan fasilitas Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) memiliki keterbatasan dalam mendapatkan pelayanan fasilitas kesehatan yang lengkap. Sehingga pasien dengan Jamkesmas hanya mendapatkan fasilitas foto polos cervical dengan dua posisi (AP dan lateral) saja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gambaran foto polos cervical dua posisi dengan tiga posisi pada pasien dengan cervical syndrome.
Desain penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data menggunakan data sekunder denagn rekam medis pasien rawat inap RS. Panti Rapih Yogyakarta. Subyek penelitian dipilih secara consecutive sampling diambil 55 pasien. Data penelitian ini dianalisis dengan uji korelasi Spearman.
Hasil penelitian pada analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara gambaran foto polos cervical dua posisi dengan gejala klinis cervical syndrome (p>0,005; r = 0,084). Begitupun tidak ada hubungan antara gambaran foto polos cervical tiga posisi dengan gejala klinis cervical syndrome (p>0,005; r = 0,160).
Hal ini dapat disimpulkan bahwa gejala klinis yang dikeluhkan pasien tidak dapat menggambarkan derajat keparahan lesi cervical syndrome pada foto polos cervical syndrome dua posisi maupun tiga posisi.
Kata Kunci : Cervical Syndrome, Foto Polos Cervical Dua Posisi, Foto Polos Cervical Tiga Posisi, Jamkesmas, Nyeri Leher
|