IMPLIKASI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG SUARA TERBANYAK TERHADAP KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEGISLATIF (Studi Kasus Terhadap Komposisi Caleg Jadi di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan K
Sinopsis Pada pelaksanaan Pemilu legislatif pada tahun 2009, Mahkamah Konstitusi mengabulkan uji materi Undang-undang No 10 tahun 2008. Dengan dikabulkan uji materi tersebut, maka penetapan caleg terpilih bukan lagi berdasarkan Nomer urut tetapi berdasarkan suara terbanyak. Dan terkait dengan affi...
Main Author: | Herdi Purwana |
---|---|
Format: | Skripsi S1 |
Language: | Bahasa Indonesia |
Published: |
2010
|
Online Access: |
http://oaipmh-jogjalib.umy.ac.idkatalog.php?opo=lihatDetilKatalog&id=42914 |
Summary: |
Sinopsis
Pada pelaksanaan Pemilu legislatif pada tahun 2009, Mahkamah Konstitusi mengabulkan uji materi Undang-undang No 10 tahun 2008. Dengan dikabulkan uji materi tersebut, maka penetapan caleg terpilih bukan lagi berdasarkan Nomer urut tetapi berdasarkan suara terbanyak. Dan terkait dengan affirmatif action yang mengatur kuota perempuan 30% di parlemen yang diyakini dapat meningkatkan partisipasi politik perempuan diparlemen bisa dikatakan terabaikan karena dengan tuntutan suara terbanyak |
---|---|
ISBN: |
Her i 2010 |