Summary: |
Latar Belakang: Perawat sebagai care providerberperan memberikan asuhan keperawatan untuk membantu meningkatkan kondisi pernafasan pasien PPOK.
Tujuan penelitian: mengetahui efektifitas posisi CKD dengan posisi CKD dan PLB terhadap peningkatan kondisi pernafasan pasien PPOK.
Metode Penelitian: desain penelitian eksperimen randomized control trial pre post test with control group. Sample 30 pasien PPOK dengan random sampling. Parameter yang diteliti: RR, SaO2, keluhan sesak nafas (skala modifikasi Borg)dan jumlah udara yang dapat dihembuskan.
Hasil:Posisi CKD efektif menurunkan RR (Ï value 0,007 < α 0,05) dan meningkatkan SaO2 (Ï value 0,005 < α 0,05). Posisi CKD dan PLB efektif menurunkan RR (Ï value 0,000 < α 0,05), menurunkan keluhan sesak nafas (Ï value 0,007 < α 0,05), meningkatkan SaO2(Ï value 0,005 < α 0,05) dan tidak efektif meningkatkan jumlah udara yang dapat dihembuskan (Ï value 0,066 > α 0,05). Tidak ada perbedaan efektifitas posisi CKD dengan posisi CKD dan PLB terhadap penurunan RR(Ï value 0,907> α 0,05). Ada perbedaan efektifitas antara posisi CKD dengan posisi CKD dan PLB terhadap peningkatan SaO2 (Ï value 0,002 < α 0,05) dan penurunan keluhan sesak nafas (Ï value 0,000 < α 0,05).
Kesimpulan: Posisi CKD dan PLB lebih efektif meningkatkan SaO2 dan menurunkan keluhan sesak nafas daripada posisi CKD saja.
Kata Kunci: RR, SaO2, Keluhan Sesak Nafas, Jumlah Udara yang dihembuskan, PPOK, PLB, posisi CKD
|