Pengaruh saparan terhadap status gizi anak usia 9-12 tahun.
Sarapan pagi merupakan hal sederhana tetapi sering terlewatkan. Sarapan sangat penting diberikan kepada anak usia sekolah. Sarapan menyumbang 25% energi setiap harinya. Ditemukan masalah mengenai kebiasaan sarapan di Indonesia yakni bahwa 16,9% - 59% anak usia sekolah dan remaja tidak terbiasa sarap...
Main Author: | Anggia Putri Harina |
---|---|
Format: | Skripsi S1 |
Language: | Bahasa Indonesia |
Published: |
FKU 14 UMY 059
2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://oaipmh-jogjalib.umy.ac.idkatalog.php?opo=lihatDetilKatalog&id=47091 |
id |
oai:lib.umy.ac.id:47091 |
---|---|
recordtype |
oai_dc |
spelling |
oai:lib.umy.ac.id:470912021-06-16T13:05:32ZPengaruh saparan terhadap status gizi anak usia 9-12 tahun.Anggia Putri HarinaSarapan Status gizi AnakSarapan pagi merupakan hal sederhana tetapi sering terlewatkan. Sarapan sangat penting diberikan kepada anak usia sekolah. Sarapan menyumbang 25% energi setiap harinya. Ditemukan masalah mengenai kebiasaan sarapan di Indonesia yakni bahwa 16,9% - 59% anak usia sekolah dan remaja tidak terbiasa sarapan dan 44,6% anak yang terbiasa sarapan ternyata mengkonsumsi sarapan berkualitas rendah dan tidak sehat. Pola, kuantitas dan kualitas sarapan mempengaruhi gizi pada anak dalam mendukung proses belajar anak. Penelitian tentang pengaruh sarapan terhadap status gizi pada anak kelompok usia 9 – 12 tahun dilakukan dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Subjek penelitian ini adalah 78 orang siswa yang berusia 9 – 12 tahun berasal dari 3 SD. Terdapat dua langkah dalam pengumpulan data. Pertama adalah tahap persiapan. Kedua adalah tahap pelaksanaan, seluruh subjek penelitian diberikan kuesioner terlebih dahulu, kemudian dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan. Chi Square, Independent T Test, Kruskal Willis dan Mann Whitney digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuantitas sarapan dapat meningkatkan status gizi pada anak kelompok usia 9 – 12 tahun, sedangkan untuk pola dan kualitas sarapan tidak berpengaruh. Hal itu dapat dilihat dari nilai rata-rata. Anak yang memiliki kuantitas sarapan baik memiliki nilai persentil IMT per usia lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang memiliki kuantitas sarapan buruk, tetapi hasil penelitian berdasarkan Chi Square, Independent T Test, Kruskal Willis dan Mann Whitney, dapat dilihat bahwa nilai p> 0,05 yang berarti bahwa hasilnya tidak bermakna secara statistik. Kata kunci : Sarapan, Status Gizi, AnakFKU 14 UMY 0592014Skripsi S162 halSKR FKIK 59Bahasa Indonesiahttp://oaipmh-jogjalib.umy.ac.idkatalog.php?opo=lihatDetilKatalog&id=47091 |
institution |
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta |
collection |
Perpustakaan Yogyakarta |
language |
Bahasa Indonesia |
topic |
Sarapan Status gizi Anak |
spellingShingle |
Sarapan Status gizi Anak Anggia Putri Harina Pengaruh saparan terhadap status gizi anak usia 9-12 tahun. |
description |
Sarapan pagi merupakan hal sederhana tetapi sering terlewatkan. Sarapan sangat penting diberikan kepada anak usia sekolah. Sarapan menyumbang 25% energi setiap harinya. Ditemukan masalah mengenai kebiasaan sarapan di Indonesia yakni bahwa 16,9% - 59% anak usia sekolah dan remaja tidak terbiasa sarapan dan 44,6% anak yang terbiasa sarapan ternyata mengkonsumsi sarapan berkualitas rendah dan tidak sehat. Pola, kuantitas dan kualitas sarapan mempengaruhi gizi pada anak dalam mendukung proses belajar anak.
Penelitian tentang pengaruh sarapan terhadap status gizi pada anak kelompok usia 9 – 12 tahun dilakukan dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Subjek penelitian ini adalah 78 orang siswa yang berusia 9 – 12 tahun berasal dari 3 SD. Terdapat dua langkah dalam pengumpulan data. Pertama adalah tahap persiapan. Kedua adalah tahap pelaksanaan, seluruh subjek penelitian diberikan kuesioner terlebih dahulu, kemudian dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan. Chi Square, Independent T Test, Kruskal Willis dan Mann Whitney digunakan untuk menganalisis data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuantitas sarapan dapat meningkatkan status gizi pada anak kelompok usia 9 – 12 tahun, sedangkan untuk pola dan kualitas sarapan tidak berpengaruh. Hal itu dapat dilihat dari nilai rata-rata. Anak yang memiliki kuantitas sarapan baik memiliki nilai persentil IMT per usia lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang memiliki kuantitas sarapan buruk, tetapi hasil penelitian berdasarkan Chi Square, Independent T Test, Kruskal Willis dan Mann Whitney, dapat dilihat bahwa nilai p> 0,05 yang berarti bahwa hasilnya tidak bermakna secara statistik.
Kata kunci : Sarapan, Status Gizi, Anak |
format |
Skripsi S1 |
author |
Anggia Putri Harina |
author_sort |
Anggia Putri Harina |
title |
Pengaruh saparan terhadap status gizi anak usia 9-12 tahun. |
title_short |
Pengaruh saparan terhadap status gizi anak usia 9-12 tahun. |
title_full |
Pengaruh saparan terhadap status gizi anak usia 9-12 tahun. |
title_fullStr |
Pengaruh saparan terhadap status gizi anak usia 9-12 tahun. |
title_full_unstemmed |
Pengaruh saparan terhadap status gizi anak usia 9-12 tahun. |
title_sort |
pengaruh saparan terhadap status gizi anak usia 9-12 tahun. |
physical |
62 hal |
publisher |
FKU 14 UMY 059 |
publishDate |
2014 |
url |
http://oaipmh-jogjalib.umy.ac.idkatalog.php?opo=lihatDetilKatalog&id=47091 |
isbn |
SKR FKIK 59 |
_version_ |
1702747614305320960 |
score |
14.79448 |