Summary: |
Latar Belakang: H2O2 merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk
memutihkan gigi (bleaching) yang mengalami diskolorasi gigi eksternal namun
H2O2 mempunyai efek samping yaitu iritasi, hipersensitif. Untuk mengurangi efek
tersebut, diperlukan bahan yang lebih aman seperti madu, karena madu memiliki
enzim glukosa oksidase yang dapat mengubah glukosa dalam madu menjadi
hidrogen peroksida dan asam glukonat melalui proses oksidasi, dimana kita tahu
bahwa hidrogen peroksida merupakan salah satu bahan bleaching yang sering
digunakan oleh dokter gigi dalam pemutihan gigi (bleaching). Tujuan:
Mengetahui pengaruh konsentrasi hasil oksidasi madu terhadap perubahan warna
enamel gigi. Bahan dan Cara: Dua puluh lima gigi pasca pencabutan dibagi
menjadi 5 kelompok yaitu kontrol positif, kontrol negatif, konsentrasi 10%,
konsentrasi 15% dan konsentrasi 20%. Gigi direndam dalam larutan teh hitam
perbandingan 8 gr : 400 ml selama 12 hari, kemudian dilakukan pengukuran
warna enamel gigi dengan spectrophotometer dan shade guide. Setelah dilakukan
pengukuran, gigi direndam dalam hasil oksidasi madu selama 12 hari sehari 2 kali
dengan durasi tiap perendaman selama 1 jam. Pengukuran warna enamel gigi
dilakukan kembali setelah 12 hari perendaman dengan hasil oksidasi madu
menggunakan shade guide dan spectrophotometer. Hasil: Berdasarkan hasil uji
wilcoxon spectrophotometer didapat perbedaan signifikan antara sebelum dan
sesudah perendaman pada kelompok konsentrasi 20% dengan nilai signifikansi
p=0.043 (p<0,05). Berdasarkan uji statistik Kruskal-Wallis pada pengukuran
dengan spectrofotometer, diperoleh nilai signifikansi p=0,020 (p<0.05). Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh konsentrasi terhadap perubahan warna
enamel gigi.
Kata Kunci: Bleaching, Hasil Oksidasi Madu, Diskolorasi Eksternal, Hidrogen
Peroksida
|