Summary: |
Perubahan warna gigi atau diskolorasi gigi tentunya mengganggu dan menjadi keluhan terutama pada gigi anterior. Bahan kimia pemutih gigi yang biasa digunakan adalah hidrogen peroksida yang mempunyai efek samping sensitif bagi penderita yaitu iskhemik pada kulit dan membran mukosa. Efek samping tersebut mendorong untuk mencari bahan alternatif lain salah satunya adalah madu. Madu mengandung glukosa dan enzim glukosa oksidase yang dalam kondisi tertentu memiliki kemampuan untuk memecah glukosa menjadi hidrogen peroksida.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh madu terhadap perubahan warna enamel gigi (in vitro). Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratories secara in vitro. Penelitian ini menggunakan jenis madu randu dan madu kelengkeng yang dilakukan proses dilusi dengan penambahan aquades kemudian dilakukan setrifugasi 200 rpm dalam suhu ruangan. Jumlah sampel 20 gigi permanen pasca ekstraksi dibagi dalam 4 kelompok sampel yaitu kelompok 1 (kontrol positif) dengan bahan kimia hidrogen peroksida (H2O2) 3 %, kelompok 2 (kontrol negatif) dengan aquades, kelompok 3 (madu randu) konsentrasi dilusi 20 %, kelompok 4 (madu kelengkeng) konsentrasi dilusi 20 %. Pengukuran derajat warna gigi dilakukan dengan alat spectrophotometer dan shade guide.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh jenis madu terhadap perubahan warna enamel gigi yaitu pada jenis dilusi madu kelengkeng 20% berdasarkan analisis wilcoxon baik pada pengukuran spectrophotometer dan shade guide. Bahan hidrogen peroksida dalam kandungan madu randu dapat memutihkan gigi dalam suatu reaksi dilusi walaupun hasilnya belum sebanding dengan bahan pemutih yang tersedia seperti hidrogen peroksida 3%.
Kata kunci : Hasil oksidasi madu, bleaching, hidrogen peroksida
|