Summary: |
*398 Latar belakang : Pasien yang mengalami gagal ginjal sebagian besar terus berkembang secara perlahan penyakitnya hingga fungsi ginjal semakin memburuk sampai ginjal kehilangan fungsinya. Pasien dengan penyakit gagal ginjal kronik dapat mempertahankan hidupnya lebih lama dan berkualitas dengan hemodialisis (cuci darah). Terapi rutin gagal ginjal yang dilakukan harus bisa diintegrasikan oleh pasien kedalam kehidupan kesehariannya. Keterbatasan fisik yang dialami pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis akan mengalami perubahan penampilan peran dalam keluarga maupun peran sosial. Perubahan penampilan peran yang terjadi pada pasien gagal ginjal kronik merupakan salah satu faktor penyebab stress.
Tujuan : Penelitian ini untuk mengetahui hubungan penampilan peran dengan stres pada pasien gagal ginjal kronik di unit hemodialisa di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi diskriptif dengan rancangan studi cross sectional. Jumlah sampel adalah 61 responden yang diambil dengan metode sampling aksidental. Uji statistik menggunakan spearman rank dengan tingkat kemaknaan p<0.05.
Hasil : Penelitian menunjukkan bahwa angka z= sig. (2-tailed) adalah 0,00 masih lebih kecil dari pada batas kritis 0,05 (0,00<0,05). Penampilan peran didominasi dengan penampilan peran tidak efektif sejumlah 50 responden. Stres didominasi dengan stres sedang sejumlah 39 responden.
Kesimpulan : Ada hubungan antara penampilan peran dengan stres yang dialami pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di unit hemodialisa RSUD Panembahan Senopati Bantul 2014. Keluarga diharapkan dapat memberikan dukungan emosional untuk meningkatkan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa.
Kata Kunci: Penampilan peran, Pasien hemodialisa, Stres.
|