Summary: |
Kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosinya menunjukkan bahwa ia mampu menjaga sebuah kepercayaan. Hal ini juga merupakan cermin kematangan seseorang dalam bersikap menghadapi setiap keadaan.Dalam tinjauan al Qur’an dan al Sunnah emosi manusia terdiri dari beberapa sifat yang tampak seperti; takut, sedih ,marah, benci, cemburu, iri dengki, penyesalan, sombong, malu positif, malu negatif, gembira dan cinta yang dapat melekat pada diri mannusia secara direncana maupun seketika. Dalam perspektif al Qur’an dan al Sunnah urgensi pengendalian emosi secara psikologik dalam diri manusia akan mempunyai makna yang agung dan sikap mental manusia yang Islami dalam mengantarkan manusia kearah kehidupan yang dewasa, kemandirian, harmonis yang seimbang. Al-Qur’an juga mengisyaratkan pergulatan psikologis yang dialami oleh manusia, yakni antara kecenderungan pada kesenangan-kesenangan jasmani dan kecenderungan pada godaan-godaan kehidupan duniawi, karenanya perlu dikendalikan emosinya. Penelitian ini bersifat kualitatif, yakni menekankan tentang nilai (value) yang terkandung dalam alur pengendalian emosi manusia menurut perspektif al Qur’an dan al Sunnah. Kesimpulan yang dapat dikemukakan dari konsep pengendalian emosi dalam perspektif al Qur’an dan al Sunnah, diharapkan manusia dalam hidup :Mampu mengatasi stress, mengendalikan dorongan hati, mengelola suasana hati, memotivasi diri, memahami orang lain, dan memiliki kemampuan sosial
|