PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EFEK ANALGESIK PARASETAMOL DAN IBUPROFEN SETELAH SIRKUMSISI

*49 Sirkumsisi adalah tindakan pengangkatan sebagian / seluruh preputium penis dengan tujuan menghilangkan smegma (kotoran). Tindakan ini merupakan tindakan bedah minor yang paling banyak dikerjakan di seluruh dunia, baik dikerjakan oleh dokter, paramedis, ataupun oleh dukun sunat. Masyarakat mengkh...

Full description

Main Author: Roosvenda Rahmah Bahardiny
Format: Skripsi S1
Language: Bahasa Indonesia
Published: FKU 15 UMY 049 2015
Subjects:
Online Access: http://oaipmh-jogjalib.umy.ac.idkatalog.php?opo=lihatDetilKatalog&id=56879
PINJAM
Summary: *49 Sirkumsisi adalah tindakan pengangkatan sebagian / seluruh preputium penis dengan tujuan menghilangkan smegma (kotoran). Tindakan ini merupakan tindakan bedah minor yang paling banyak dikerjakan di seluruh dunia, baik dikerjakan oleh dokter, paramedis, ataupun oleh dukun sunat. Masyarakat mengkhitan anaknya pada usia antara 5-12 tahun. Tahapan penyembuhan luka pasca sirkumsisi ada 3 fase yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase remodelling. Dari ketiga fase penyembuhan tersebut akan menyebabkan nyeri bahkan inflamasi, sehingga perlu diberikan obat-obatan tambahan setelah sirkumsisi seperti antibiotik, analgesik, antiinflamasi, dan vitamin. Contoh obat yang dapat diberikan pada anak pasca sirkumsisi adalah parasetamol dan ibuprofen, karena obat-obat tersebut memiliki efek analgesik, antiinflamasi, bahkan antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas efek analgesik parasetamol dan ibuprofen setelah sirkumsisi. Metode penelitian ini adalah quasi eksperimental untuk mengetahui pengaruh perbedaan ambang nyeri dan durasi efek analgesik pemberian parasetamol dan ibuprofen setelah sirkumsisi. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2014 dalam rangka Khitanan Massal di Rumah Sakit Nur Hidayah Bantul-Yogyakarta-Indonesia. Subyek dalam penelitian ini adalah anak laki-laki yang berusia 5-12 tahun yang mengikuti kegiatan Khitanan Massal, yang memenuhi kriteia inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian adalah 2 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 18 anak. Kelompok 1 diberi parasetamol setelah sirkumsisi dan kelompok 2 diberi ibuprofen setelah sirkumsisi. Tingkat nyeri dihitung satu jam setelah perlakuan dan durasi dihitung dari obat diberikan sampai anak sudah merasakan nyeri. Analisis data menggunakan Mann Whitney test, diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu menunjukkan hasil .000 (P value <0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata VAS (Visula Analog Scale) dan durasi antara kedua sampel.
Physical Description: 60 hal
ISBN: SKR FKIK 049