Summary: |
*153 Penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut pada usia sekolah untuk mencegah permasalahan gigi pada anak yang masih tinggi di Indonesia dapat dilakukan sebagai upaya preventif. Anak tunarungu yang memiliki keterbatasan indera pendengaran menggunakan indera penglihatan sebagai pendukung utama dalam proses komunikasi. Penyampaian informasi dalam bentuk penyuluhan pada tunarungu harus menggunakan media yang tepat dan media komunikasi visual menjadi pilihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak tunarungu usia 9-12 tahun antara penggunaan media poster dan video animasi.
Subyek penelitian sejumlah 24 anak tunarungu usia 9-12 tahun di bagi menjadi dua kelompok dengan media yang berbeda, yaitu media poster dan video animasi. Kuisioner berisi pertanyaan-pertanyaan tentang kesehatan gigi dan mulut menjadi alat ukur dalam mengetahui tingkat pengetahuan subyek. Selisih nilai kuisioner antara sebelum dan sesudah penyuluhan di masing-masing kelompok media diteliti untuk mendapatkan perbedaan yang terjadi.
Perbedaan tingkat pengetahuan pada kelompok I yang terjadi antara sebelum dan sesudah penyuluhan sebesar 2,08 dengan p=0,006 (p<0,05). Pada kelompok 2, perbedaan tingkat pengetahuan sebesar 0,5 dan p=0,293 (p>0,05). Media video animasi memberi peningkatan pengetahuan yang lebih signifikan dibandingkan media poster dengan nilai kemaknaan= 0,004 (p<0,05). Terdapat peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak tunarungu usia 9-12 tahun setelah pemberian penyuluhan menggunakan media komunikasi visual berupa media poster dan video animasi. Media video animasi memberikan perbedaan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan media poster
|