Proses Pretreatment Produksi Bioetanol Generasi 2 Berbahan Baku Biomassa AmpasTebu Pada Pilot Palnt UPT BPPTK LIPI

*125 Bioetanol merupakan salah satu pilihan alternatif sebagai sumber energi pengganti minyak fosil. Produksi bioetanol generasi ke 2 berbahan baku biomassa lignoselulosa merupakan sinergi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan terhadap penggunaan bahan pangan dan kebutuhan energi. Ampas tebu y...

Full description

Main Author: Wahyu Anggo Rizal
Format: Skripsi S1
Language: Bahasa Indonesia
Published: FTM 15 UMY 125 2015
Subjects:
Online Access: http://oaipmh-jogjalib.umy.ac.idkatalog.php?opo=lihatDetilKatalog&id=58536
PINJAM
Summary: *125 Bioetanol merupakan salah satu pilihan alternatif sebagai sumber energi pengganti minyak fosil. Produksi bioetanol generasi ke 2 berbahan baku biomassa lignoselulosa merupakan sinergi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan terhadap penggunaan bahan pangan dan kebutuhan energi. Ampas tebu yang merupakan hasil samping dari proses pembuatan gula tebu (sugarcane), mengandung residu berupa serat, yang minimal 50% hasil ampas tebu digunakan sebagai bahan bakar pada boiler, dan 50% sisanya ditampung sebagai buangan limbah, Berdasarkan senyawa penyusunnya yaitu selulosa (52%), hemiselulosa (20%) dan lignin (24%), ampas tebu merupakan salah satu bahan baku potensial penghasil bioetanol berbahan dasar biomassa lignoselulosa. Salah satu tahapan proses pembuatan bioetanol generasi ke dua adalah pretreatment delignifikasi yang berguna untuk memaksimalkan degradasi terhadap lignin pada lignoselulosa, sehingga selulosa dapat mudah diakses pada tahapan proses selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase perolehan selulosa terhadap lama waktu proses pretreatment delignifikasi. Ampas tebu yang digunakan dalam proses skala pilot plant di UPT BPPTK LIPI sebanyak 3 kg per batch untuk satu kali proses. Metode pretreatment dilakukan secara kimia meggunakan NaOH pada konsentrasi 1 N, temperatur kerja 120°C dan variasi lama waktu delignifikasinya 1 sampai 3,5 jam dengan interval waktu 30 menit, sedangkan untuk mengetahui kandungan komposisi lignoselulosa pada ampas tebu menggunakan metode Chesson. Hasil selulosa tertinggi dari penelitian ini adalah pada waktu 1,5 jam yaitu 77,26% lebih besar jika dibandingkan dengan ampas tebu yang tanpa dilakukan pretreatment, dengan kandungan selulosa 43,48%. Pada waktu 2 sampai 3,5 jam menunjukkan penurunan selulosa dengan rata – rata perolehan 74,63%, dengan demikian bertambahnya waktu pada proses pretreatment delignifikasi tidak mempengaruhi kenaikan perolehan persentae selulosa.
Physical Description: 125 hlm
ISBN: SKR FT 125