Summary: |
*224 Penggunaan energi fosil seperti minyak bumi, gas, dan batu bara memunculkan isu lingkungan dalam hal emisi COâ‚‚ dan pemanasan global, kepedulian terhadap permasalahan tersebut mendorong keluarnya kebijakan pengurangan konsumsi bahan bakar fosil dan peningkatan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) yang dinyatakan dalam bentuk sasaran energi primer nasional 2025. Biomassa merupakan salah satu energi yang tersedia dalam jumlah yang besar di Indonesia. Selama ini banyak keterbatasan yang dihadapi Indonesia dalam mengolah limbah kelapa sawit, diantaranya masih kurangnya pengetahuan dan teknologi. Limbah pertanian tersebut dapat diolah menjadi suatu bahan bakar padat alternatif yang bisa dimanfaatkan yang lebih luas penggunaanya sebagai biobriket.
Penelitian ini menggunakan limbah padat industri kelapa sawit sebagai bahan baku, limbah tersebut dihancurkan terlebih dahulu hingga lolos ukuran 20 mesh, lalu dicampur dengan perekat (kanji) dengan persentase perekat 10%. Pembuatan briket dengan menggunakan tekanan pengepresan 200 kg/cm2, 250 kg/cm2, dan 300 kg/cm2.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan maka dapat diketahui, semakin besar tekanan pembriketan maka briket akan susah untuk terbakar. Karena semakin besar tekanan pembriketan maka kerapatan dan kepadatan semakin tinggi sehingga akan mempersulit proses oksidasi dan energi aktivasi (Ea) juga akan semakin besar. semakin tinggi tekanan pembriketan maka akan menurunkan kandungan air dan akan menaikkan kandungan fixed carbon sehingga mengakibatkan nilai ITVM yang semakin tinggi, nilai ITFC semakin tinggi, PT semakin tinggi, BT semakin tinggi dan briket akan lama terbakar.
|