Summary: |
*543 Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya terjadi akibat proses penuaan tapi dapat timbul saat kelahiran (katarak kongenital). Di Indonesia diperkirakan setiap menit ada satu orang menjadi buta. Penyebab utama kebutaan adalah katarak (0,78%), glaucoma (0,20%), kelainan refraksi (0,14%), dan penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan lanjut usia (0,38%). Hubungan antara kelas yang berbeda dari obat antihipertensi dan katarak secara biologi masuk akal. beberapa kelas antihipertensi dikenal mengatur ion channel tertentu di epitelium lensa. Sebagaimana transparansi lensa bergantung pada keseimbangan elektrolit di dalam epitelium lensa dan serabut lensa, ini memungkinkan penggunaan obat-obatan ini bisa mengubah fisiologi lensa normal menjadi katarak. Studi ini diperlukan untuk mengetahui adanya hubungan kejadian katarak dengan penggunaan obat antihipertensi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah 83 orang dengan usia ≥ 40 tahun di Desa Brajan, Kasihan, Bantul dan Desa Sedayu Sleman yang telah dilakukan pemeriksaan katarak dan anamnesis penggunaan obat antihipertensi. Analisis data penelitian ini menggunakan uji regresi dengan metode Chi Square.
Hasil : Jumlah responden yang mengonsumsi obat antihipertensi dengan katarak sebanyak 39 responden (47%) dan responden yang mengonsumsi obat antihipertensi dan tidak katarak sebanyak 5 responden (6%). Sedangkan jumlah responden yang tidak mengonsumsi obat antihipertensi dan menderita katarak sebanyak 36 responden (43,4%) dan responden yang tidak mengonsumsi obat antihipertensi dan tidak katarak sebanyak 3 responden (3,6%). Pada hasil analisis Chi Square didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara katarak dengan konsumsi obat antihipertensi karena p= 0,427, yang berarti p>0,05.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara katarak dengan konsumsi obat antihipertensi.
Kata Kunci: katarak, obat antihipertensi, diuretik, ace inhibitor
|