Summary: |
Pada kebanyakan peristiwa longsor (rainfall triggering landslides), keruntuhan lereng selalu terjadi ketika musim penghujan. Akan tetapi tidak semua lereng mengalami longsor ketika hujan. Terdapat suatu pertanyaan yang besar dalam analisis tanah longsor. Ketika terjadi hujan atau gempa bumi, lereng di lokasi X
mengalami keruntuhan, tetapi saat hujan atau gempa bumi yang sama, lereng tersebut tidak longsor. Dengan demikian, tantangan dalam analisis tanah longsor adalah kapan (when), dimana (where) dan mengapa (why) lereng akan longsor. Pada naskah ini disajikan metode untuk menjawab pertanyaan "kapan" yaitu ambang hujan (rainfall threshold). Berdasarkandata kejadian longsor dan curah
hujan di Kulon Progo, Kebumen, dan Karanganyar pada tahun 2000 – 2004 dapat dibuat usulan atau proposal ambang hujan secara empirik untuk wilayah tersebut. Analisis empirik menghasilkan ambang hujan yang memicu longsor menngikuti persamaam I = 22,065D-2.2052. Intensitas hujan harian yang melebihi ambang tersebut diperkirakan sebagai pemicu longsor.
|