Summary: |
*155 Pergeseran lanskap studi hubungan internasional, dari isu keamanan menuju isu ekonomi politik, melahirkan aktor-aktor baru, yakni perusahaan multinasional (PMN), yang mendorong ke peningkatan interaksi transnasional berupa Government to Business Relations (G2B). Masuknya PMN ini menciptakan reaksi kebijakan ekonomi politik yang bertujuan untuk menarik investasi asing yang sangat dibutuhkan oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Keterbatasan teknologi menyebabkan pemanfaatan sumber daya alam hanya bergairah di sektor hulu.
Situasi ini tergambar jelas pada sektor perkebunan, khususnya komoditas kakao, dimana Indonesia merupakan penghasil biji kakao terbesar ketiga di dunia, namun kualitas biji kakao tersebut memiliki nilai jual rendah karena tidak diolah terlebih dahulu sebelum dilempar ke pasaran internasional.
Di bawah amanat desentralisasi, pemerintah kabupaten Gresik aktif mengundang investor-investor asing untuk ikut serta dalam proses pembangunan daerah. Terbukti dengan masuknya Cargill, sebuah perusahaan pangan global asal Amerika Serikat, yang menjatuhkan pilihan di kabupaten Gresik sebagai lokasi pembangunan pabrik pengolahan kakao terbesar se-Asia Tenggara, meskipun kabupate Gresik bukan lah daerah penghasil biji kakao di Indonesia.
Oleh karena itu, skripsi ini akan meneliti tentang “Kepentingan Pemerintah Kabupaten Gresik Dalam Government To Business Relations (G2B) Dengan Cargillâ€.
|