Summary: |
Latar Belakang: Anak penyandang disabilitas pada awal masa sekolah dapat mengalami masalah kesehatan terutama diare yang menjadi penyebab utama kematian anak di Indonesia. Tingginya kejadian diare pada anak dapat disebabkan oleh perilaku tidak sehat seperti mencuci tangan. Kedua tangan merupakan salah satu jalur utama masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh sehingga mencuci tangan yang benar akan sangat efektif untuk mencegah penyakit tersebut. Mencuci tangan bukan merupakan hal yang mudah dilakukan oleh anak disabilitas yang memiliki karakteristik khusus dan kemampuan yang berbeda dengan anak normal.
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan kebiasaan mencuci tangan dengan angka kejadian diare pada siswa disabilitas di SLB Negeri 1 Bantul.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dan menggunakan pendekatan korelasional untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan mencuci tangan dengan angka kejadian diare pada siswa disabilitas. Subjek Penelitian adalah siswa tunanetra dan tunarungu di SLB Negeri 1 Bantul sebanyak 54 responden.
Hasil Penelitian: Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 54 responden, sebanyak 26 responden (48,1%) memiliki kebiasaan mencuci tangan baik, 12 responden (22,2%) memiliki kebiasaan mencuci tangan cukup dan 16 responden (29,6%) memiliki kebiasaan mencuci tangan kurang. Kejadian diare masih cukup tinggi sebanyak 15 responden (27,8%) dan 11 responden (20,4%) tidak pernah mengalami kejadian diare. Hasil analisa data tersebut dilakukan dengan menggunakan uji Fisher’s Exact dan diperoleh nilai Ï = 0,483 (Ï > 0,005).
Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara kebiasaan mencuci tangan dengan angka kejadian diare pada siswa disabilitas di SLB Negeri 1 Bantul.
Kata kunci: Kebiasaan mencuci tangan, kejadian diare, anak disabilitas
|