Summary: |
Latar Belakang: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang
disebabkan oleh Virus Dengue. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk
genus Aedes yang telah terinfeksi virus tersebut (Dorland, 2010). Adanya pola
kecenderungan kejadian DBD yang naik dari tahun ke tahun (Kemenkes RI,
2010), menyebabkan perlu diketahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kejadian DBD termasuk faktor iklim.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dari data
series dengan pendekatan retrospektif. Data Kejadian DBD tahun 2011-2014 di
daerah endemik sedang cenderung meningkat, Kecamatan Godean diperoleh dari
Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah divalidasi dengan data
di Puskesmas Godean I dan II. Data Iklim berupa data rata-rata bulanan curah
hujan, kelembaban udara, dan temperatur udara tahun 2011-2014 yang diperoleh
dari BMKG Yogyakarta Stasiun Gamping. Analisis pengaruh iklim terhadap
kejadian DBD menggunakan uji regresi linier berganda.
Hasil: Faktor iklim berupa kelembaban udara secara signifikan berpengaruh
terhadap kejadian DBD dengan nilai p = 0,024, sedangkan faktor iklim lain tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian DBD yaitu p = 0,727 untuk
curah hujan dan p = 0,268 untuk temperatur udara. Rumus yang digunakan untuk
memprediksi kejadian DBD adalah Y= 7,712 + 0,422 (kelembaban udara) + 0,002
(curah hujan) - 1,412 (temperatur udara) dan bobot pengaruh iklim terhadap
kejadian DBD sebesar 19,7%.
Kesimpulan: Faktor kelembaban udara sebagai faktor iklim yang berpengaruh
secara signifikan, sedangkan faktor iklim lain yang diteliti seperti temperatur
udara dan curah hujan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian DBD
di Kecamatan Godean.
Kata Kunci: Demam Berdarah Dengue, Kelembaban Udara, Temperatur Udara,
Curah Hujan
|