ANALISIS WACANA BLACK CAMPAIGN (KAMPANYE HITAM) PADA PILPRES TAHUN 2014 DI MEDIA KOMPAS, JAWA POS, DAN KEDAULATAN RAKYAT

Negara disebut telah menjalankan agenda pendewasaan proses demokratisasi seperti Pilpres yang dilakukan secara rutin. Karena pemilu presiden secara umum dimaknai sebagai realisasi kedaulatan rakyat dan juga dimaknai sebagai sarana memberikan dan memperkuat legitimasi pemerintah. Pilpres sejatinya me...

Full description

Main Author: La Januru
Format: Thesis S2
Language: Bahasa Indonesia
Published: MIP UMY 2016
Subjects:
Online Access: http://oaipmh-jogjalib.umy.ac.idkatalog.php?opo=lihatDetilKatalog&id=71137
PINJAM
Summary: Negara disebut telah menjalankan agenda pendewasaan proses demokratisasi seperti Pilpres yang dilakukan secara rutin. Karena pemilu presiden secara umum dimaknai sebagai realisasi kedaulatan rakyat dan juga dimaknai sebagai sarana memberikan dan memperkuat legitimasi pemerintah. Pilpres sejatinya merupakan momentum bagi rakyat dalam berkontribusi menentukan masa depan bangsanya. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah pertama, seperti apa saja jenis-jenis black campaign (kampanye hitam) pada pilpres 2014 di Indonesia. Kedua, seperti apa efek black campaign terhadap pemilih dalam pilpres tahun 2014. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memahami secara detail bagaimana bentuk-bentuk black campaign (kampanye hitam) yang terjadi pada pilpres tahun 2014 dan memahami secara detail bagaimana respon pemilih terhadap setiap munculnya praktik black campaign (kampanye hitam) pada pilpres tahun 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis wacana. Peneliti melakukan analisis terhadap teks atau isi berita yang berkaitan dengan black campaign (kampanye hitam) pada pilpres tahun 2014 yang dimuat ditiga media seperti Kompas, Jawa Pos, dan Kedaulatan Rakyat mulai bulan Mei sampai Juli. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa praktik black campaign pada pilpres 2014 terjadi dengan intensitas yang sangat tinggi, terutama dimedia-media baik cetak maupun media elektronik. Hal ini dapat dilihat dari indicator sebagai berikut : pertama, Pelaksanaan kampanye pada pilpres 2014 masih diwarnai kampanye yang tidak sehat atau tidak produktif seperti menjelek-jelekan calon lain. Hal ini dilakukan melalui iklan di media. Kedua, Salah satu indikator iklan tersebut dikatakan bermasalah adalah pertama, Iklan itu ditayangkan tanpa seijin dari pihak yang wajahnya dimuat dalam iklan tersebut, yaitu Jokowi yang juga salah satu calon presiden. Kedua, iklan tersebut sudah pasti mempunyai tendensi menyerang (serangan politik) yang dialamatkan untuk Jokowi. Ketiga, iklan tersebut tidak mempunyai sumber yang jelas. Dengan demikian bisa dikatakan iklan yang bermasalah dilihat dari sudut pandang apapun.Termasuk pesan yang ada dalam iklan tersebut sangat memprofokasi dan tidak memberikan pendidikan politik yang baik bagi publik. Saran atau rekomendasi dari penelitian ini adalah pertama, dalam pelaksanaan pilpres hendaknya diprioritaskan penegakan Undang-Undang Pemilu sebagai dasar dalam pelaksanaan event tersebut. Kedua, Lembaga pelaksana pemilu seperti KPU, Bawaslu secara konsisten melaksanakan tahapan sosialisasi kepada pemilih dan menjalin kerja sama dengan pihak media untuk bersama-sama mengawal jalanya pemilu. Ketiga, Pemberian sangsi yang berat kepada pelaku black campaign.
ISBN: TES MIP 019 2016