Summary: |
Dalam sebuah proyek, berhasil atau tidaknya suatu proyek dapat dilihat
dari biaya dan waktu proyek tersebut. Pada perencanaan proyek konstruksi,
waktu dan biaya yang dioptimasikan sangat penting untuk diketahui. Dari waktu
dan biaya yang optimal maka pelaksana proyek bisa mendapatkan keuntungan
yang maksimal. Untuk bisa mendapatkan hal tersebut maka yang harus dilakukan
dalam optimasi waktu dan biaya adalah membuat jaringan kerja proyek
(network), mencari kegiatan-kegiatan yang kritis dan menghitung durasi proyek
serta mengetahui jumlah sumber daya (Resources).Penelitian ini bertujuan untuk
menghitung perubahan waktu dan biaya pelaksanaan proyek dengan
penambahan jam kerja yaitu 1 jam lembur serta membandingkan hasil biaya
serta waktu antara pelaksaan proyek dengan jam kerja normal dan pelaksanaan
proyek dengan penambahan jam kerja lembur.
Pengumpulan data atau informasi dari suatu pelaksanaan proyek
konstruksi yang sangat bermanfaat untuk evaluasi optimasi waktu dan biaya
secara keseluruhan. Data yang diperlukan adalah data sekunder yaitu data yang
diperoleh dari instansi yang terkait seperti kontraktor, konsultan pengawas, dan
lain-lain. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan program
Microsoft Project 2007.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Waktu pelaksanaan proyek
pada penambahan jam kerja yaitu 177 hari dan waktu pelaksanaan proyek pada
jam kerja normal adalah 189 hari, sehingga terjadi percepatan waktu
pelaksanaan proyek selama 12 hari. (2) Biaya pelaksanaan proyek pada
penambahan jam kerja yaitu Rp15,569,322,393.34 dan biaya pelaksanaan proyek
pada jam kerja normal adalah RP15,646,199,495.13, sehingga terjadi penurunan
biaya sebesar Rp76,877,101.79. (3) Biaya minimum proyek diperoleh pada saat
kondisi penambahan jam kerja sebesar Rp15,569,322,393.34 dan untuk waktu
minimum proyek juga diperoleh pada saat penambahan jam kerja yaitu selama
177 hari.
|