AKULTURASI ISLAM DAN BUDAYA LOKAL DALAM TRADISI UPACARA BEKAKAK DI DESA AMBARKETAWANG KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

*106 xiii Akulturasi Islam Dan Budaya Lokal DalamTradisi Upacara Bekakak di Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta ABSTRAK Budaya lokal memiliki nilai-nilai tersendiri yang menjadikan tradisi dan adat istiadat didalamnya sebagai norma-norma sosial y...

Full description

Main Author: Esti Budi Kartika Sari
Format: Skripsi S1
Language: Bahasa Indonesia
Published: KPI 16 UMY 106 2016
Subjects:
Online Access: http://oaipmh-jogjalib.umy.ac.idkatalog.php?opo=lihatDetilKatalog&id=71630
PINJAM
id oai:lib.umy.ac.id:71630
recordtype oai_dc
spelling oai:lib.umy.ac.id:716302021-06-16T13:09:15ZAKULTURASI ISLAM DAN BUDAYA LOKAL DALAM TRADISI UPACARA BEKAKAK DI DESA AMBARKETAWANG KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Esti Budi Kartika Sari*106 local culture, acculturation, ceremonial traditions, Islamic values, and perceptions.*106 xiii Akulturasi Islam Dan Budaya Lokal DalamTradisi Upacara Bekakak di Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta ABSTRAK Budaya lokal memiliki nilai-nilai tersendiri yang menjadikan tradisi dan adat istiadat didalamnya sebagai norma-norma sosial yang memiliki pengaruh signifikan dalam mengatur pola pikir, sikap dan perilaku masyarakat di Indonesia. Salah satunya dalam komponen budaya lokal yaitu tradisi upacara, baik dalam lingkup lingkaran hidup atau lingkup keagamaan. Hal tersebut dapat mempengaruhi keyakinan dan kepercayaan yang akan menjadi pedoman hidup seseorang dalam lingkungan masyarakat, misalnya dalam upacara bekakak yang diselenggarakan di Desa Ambarketawang. Tradisi upacara ini memiliki nilai budaya dan agama yang saling berhubungan sehingga terjadinya akulturasi agama dan budaya lokal didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsi profil tradisi upacara bekakak dan ingin memahami nilai-nilai Islam yang terkandung di dalamnya, serta wujud dan proses akulturasi antara nilai-nilai Islam dengan budaya lokal dalam Upacara Bekakak. Penelitian ini termasuk jenis field research (penelitian lapangan) dengan pendekatan kualitatif dengan desain etnografi yaitu memerikan tradisi Bekakak secara menyeluruh sebagaimana adanya. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, pengamatan terlibat dan dokumentasi. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Subyek penelitian diantaranya dari aparat Pemerintah setempat, tokoh Lembaga Islam, juru kunci dan pengurus di lokasi pesanggrahan Gunung Gamping, partisipan upacara Bekakak, dan masyarakat setempat di Desa Ambarketawang dan sekitarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upacara ini secara legendaris menceritakan tentang sejarah sang abdi dhalem Sultan HB I bernama Ki Wirosuto yang meninggal secara misterius bersama keluarganya, sehingga diadakannya upacara religius oleh masyarakat sejak tahun 1756. Masuknya ajaran Islam pada sebagian masyarakat, menyebabkan adanya budaya orang Islam yang terakulturasi, walaupun masih sedikit dikarenakan faktor budaya lokal yang lebih dominan dalam diri masyarakat tersebut, namun tetap nilai Islam yang terkandung tidak ada. Oleh karenanya, munculnya pertentangan sebagian masyarakat Islam saat ini, bahwa kegiatan upacara masih mengandung ajaran animisme dan dinamisme. Maka dari itu, makna upacara yang pada awalnya sebagai upacara religius menjadi upacara kebudayaan atau produk wisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta hingga saat ini. Kata Kunci: budaya lokal, akulturasi, tradisi upacara, nilai Islam, dan persepsi. xiv The Acculturation of Islam and Local Culture in the Tradition of Bekakak Ceremony in the Village of Ambarketawang, Sub-district of Gamping, Regency of Sleman, Special Region of Yogyakarta ABSTRACT Local culture has its own values that make the traditions and customs within as social norms that have significant influence in regulating the mindset, attitudes and behavior of people in Indonesia. One of the local cultural component is the tradition of the ceremony, both within the scope of life or religious. It can affect the faith and belief that will guide someone’s life in society, for example in Bekakak ceremony held in Ambarketawang. This ceremony tradition has cultural and religious values that are interconnected which makes the acculturation of religion and local culture within possible. This study is aimed to describe the profile of Bekakak ceremony tradition and to understand the Islamic values contained within it, as well as the form and the process of acculturation between the values of Islam with local culture in the Bekakak ceremony. This research is included in field research with a qualitative approach and ethnographic design which specifies the overall Bekakak tradition as it is. The data collection technique used in-depth interviews, participant observation and documentation. The research location is in the Village of Ambarketawang, Sub-district of Gamping, Regency of Sleman, Special Region of Yogyakarta. The research subjects include local government officials, leaders of Islamic institutions, the caretaker and management at the location of Gunung Gamping rest house, participants of Bekakak ceremony, and local communities in the Village of Ambarketawang and surrounding areas. The results show that this ceremony, according to legend, tells about the history of the abdi dalem (royal servant) of Sultan HB I named Ki Wirosuto who died under mysterious circumstances with his family, so that a religious ceremony was held by the public since 1756. The influx of Muslim culture in certain societies causes the acculturated Islamic values with the culture, although it is still slightly due to the more dominant local cultural factors are in the society, but it shows that the Islamic values is nothing in this culture. There are oppositions from the majority of Islamic community recently because they consider that the ceremony contains the teachings of animism and dynamism. Therefore the meaning of the ceremony that was originally a religious ceremony becomes a cultural ceremony or a tourism product that exist in Yogyakarta today. Keywords: local culture, acculturation, ceremonial traditions, Islamic values, and perceptions.KPI 16 UMY 1062016Skripsi S1128 halSKR FAI 106Bahasa Indonesiahttp://oaipmh-jogjalib.umy.ac.idkatalog.php?opo=lihatDetilKatalog&id=71630
institution Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
collection Perpustakaan Yogyakarta
language Bahasa Indonesia
topic *106 local culture, acculturation, ceremonial traditions, Islamic values, and perceptions.
spellingShingle *106 local culture, acculturation, ceremonial traditions, Islamic values, and perceptions.
Esti Budi Kartika Sari
AKULTURASI ISLAM DAN BUDAYA LOKAL DALAM TRADISI UPACARA BEKAKAK DI DESA AMBARKETAWANG KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
description *106 xiii Akulturasi Islam Dan Budaya Lokal DalamTradisi Upacara Bekakak di Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta ABSTRAK Budaya lokal memiliki nilai-nilai tersendiri yang menjadikan tradisi dan adat istiadat didalamnya sebagai norma-norma sosial yang memiliki pengaruh signifikan dalam mengatur pola pikir, sikap dan perilaku masyarakat di Indonesia. Salah satunya dalam komponen budaya lokal yaitu tradisi upacara, baik dalam lingkup lingkaran hidup atau lingkup keagamaan. Hal tersebut dapat mempengaruhi keyakinan dan kepercayaan yang akan menjadi pedoman hidup seseorang dalam lingkungan masyarakat, misalnya dalam upacara bekakak yang diselenggarakan di Desa Ambarketawang. Tradisi upacara ini memiliki nilai budaya dan agama yang saling berhubungan sehingga terjadinya akulturasi agama dan budaya lokal didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsi profil tradisi upacara bekakak dan ingin memahami nilai-nilai Islam yang terkandung di dalamnya, serta wujud dan proses akulturasi antara nilai-nilai Islam dengan budaya lokal dalam Upacara Bekakak. Penelitian ini termasuk jenis field research (penelitian lapangan) dengan pendekatan kualitatif dengan desain etnografi yaitu memerikan tradisi Bekakak secara menyeluruh sebagaimana adanya. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, pengamatan terlibat dan dokumentasi. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Subyek penelitian diantaranya dari aparat Pemerintah setempat, tokoh Lembaga Islam, juru kunci dan pengurus di lokasi pesanggrahan Gunung Gamping, partisipan upacara Bekakak, dan masyarakat setempat di Desa Ambarketawang dan sekitarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upacara ini secara legendaris menceritakan tentang sejarah sang abdi dhalem Sultan HB I bernama Ki Wirosuto yang meninggal secara misterius bersama keluarganya, sehingga diadakannya upacara religius oleh masyarakat sejak tahun 1756. Masuknya ajaran Islam pada sebagian masyarakat, menyebabkan adanya budaya orang Islam yang terakulturasi, walaupun masih sedikit dikarenakan faktor budaya lokal yang lebih dominan dalam diri masyarakat tersebut, namun tetap nilai Islam yang terkandung tidak ada. Oleh karenanya, munculnya pertentangan sebagian masyarakat Islam saat ini, bahwa kegiatan upacara masih mengandung ajaran animisme dan dinamisme. Maka dari itu, makna upacara yang pada awalnya sebagai upacara religius menjadi upacara kebudayaan atau produk wisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta hingga saat ini. Kata Kunci: budaya lokal, akulturasi, tradisi upacara, nilai Islam, dan persepsi. xiv The Acculturation of Islam and Local Culture in the Tradition of Bekakak Ceremony in the Village of Ambarketawang, Sub-district of Gamping, Regency of Sleman, Special Region of Yogyakarta ABSTRACT Local culture has its own values that make the traditions and customs within as social norms that have significant influence in regulating the mindset, attitudes and behavior of people in Indonesia. One of the local cultural component is the tradition of the ceremony, both within the scope of life or religious. It can affect the faith and belief that will guide someone’s life in society, for example in Bekakak ceremony held in Ambarketawang. This ceremony tradition has cultural and religious values that are interconnected which makes the acculturation of religion and local culture within possible. This study is aimed to describe the profile of Bekakak ceremony tradition and to understand the Islamic values contained within it, as well as the form and the process of acculturation between the values of Islam with local culture in the Bekakak ceremony. This research is included in field research with a qualitative approach and ethnographic design which specifies the overall Bekakak tradition as it is. The data collection technique used in-depth interviews, participant observation and documentation. The research location is in the Village of Ambarketawang, Sub-district of Gamping, Regency of Sleman, Special Region of Yogyakarta. The research subjects include local government officials, leaders of Islamic institutions, the caretaker and management at the location of Gunung Gamping rest house, participants of Bekakak ceremony, and local communities in the Village of Ambarketawang and surrounding areas. The results show that this ceremony, according to legend, tells about the history of the abdi dalem (royal servant) of Sultan HB I named Ki Wirosuto who died under mysterious circumstances with his family, so that a religious ceremony was held by the public since 1756. The influx of Muslim culture in certain societies causes the acculturated Islamic values with the culture, although it is still slightly due to the more dominant local cultural factors are in the society, but it shows that the Islamic values is nothing in this culture. There are oppositions from the majority of Islamic community recently because they consider that the ceremony contains the teachings of animism and dynamism. Therefore the meaning of the ceremony that was originally a religious ceremony becomes a cultural ceremony or a tourism product that exist in Yogyakarta today. Keywords: local culture, acculturation, ceremonial traditions, Islamic values, and perceptions.
format Skripsi S1
author Esti Budi Kartika Sari
author_sort Esti Budi Kartika Sari
title AKULTURASI ISLAM DAN BUDAYA LOKAL DALAM TRADISI UPACARA BEKAKAK DI DESA AMBARKETAWANG KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
title_short AKULTURASI ISLAM DAN BUDAYA LOKAL DALAM TRADISI UPACARA BEKAKAK DI DESA AMBARKETAWANG KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
title_full AKULTURASI ISLAM DAN BUDAYA LOKAL DALAM TRADISI UPACARA BEKAKAK DI DESA AMBARKETAWANG KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
title_fullStr AKULTURASI ISLAM DAN BUDAYA LOKAL DALAM TRADISI UPACARA BEKAKAK DI DESA AMBARKETAWANG KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
title_full_unstemmed AKULTURASI ISLAM DAN BUDAYA LOKAL DALAM TRADISI UPACARA BEKAKAK DI DESA AMBARKETAWANG KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
title_sort akulturasi islam dan budaya lokal dalam tradisi upacara bekakak di desa ambarketawang kecamatan gamping kabupaten sleman daerah istimewa yogyakarta
physical 128 hal
publisher KPI 16 UMY 106
publishDate 2016
url http://oaipmh-jogjalib.umy.ac.idkatalog.php?opo=lihatDetilKatalog&id=71630
isbn SKR FAI 106
_version_ 1702752595622232064
score 14.79448