KONTEKSTUALISASI HADIS PERINTAH MEMUKUL ANAK YANG MENINGGALKAN SHALAT DENGAN PENDIDIKAN ANAK (Tinjauan Psikologi Perkembangan Anak Usia 7 dan 10 Tahun)

*95 Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memahami hadis perintah memukul anak yang meninggalkan shalat, karena dalam hadis tersebut terkandung metode hukuman dengan ‘pukulan’ yang seakan-akan Islam memperbolehkan kekerasan dalam mendidik anak. Padahal Islam adalah agama kasih sayang. Metode...

Full description

Main Author: Intan Handayani
Format: Skripsi S1
Language: Bahasa Indonesia
Published: PAI 16 UMY 095 2016
Subjects:
Online Access: http://oaipmh-jogjalib.umy.ac.idkatalog.php?opo=lihatDetilKatalog&id=71686
PINJAM
Summary: *95 Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memahami hadis perintah memukul anak yang meninggalkan shalat, karena dalam hadis tersebut terkandung metode hukuman dengan ‘pukulan’ yang seakan-akan Islam memperbolehkan kekerasan dalam mendidik anak. Padahal Islam adalah agama kasih sayang. Metode pendidikan yang diterapkan kepada anak merupakan masalah yang sangat penting, karena jika salah metode maka akan berakibat vatal pada anak. Metode yang dilakukan juga harus mempertimbangkan psikologi perkembangan anak. Metode penelitian yang digunakan meliputi jenis penelitian dan metode analisis data. Jenis penelitiannya ialah penelitian pustaka (library research), yaitu penelitian yang obyek utamanya ialah bahan-bahan pustaka meliputi sumber data primer, sekunder, dan pendukung dan teknik pengumpulan datanya dengan dokumentasi. Metode analisis data terhadap hadis menggunakan teori yang ditawarkan oleh M. Syuhudi Ismail dalam mengkritik sanad dan matan hadis. Analisis kontekstualisasi hadis menggunakan teori yang ditawarkan oleh Abdul mustaqim dan Yusuf al-Qardhawi. Sedangkan untuk mengungkap makna anak usia 7 dan 10 tahun menggunakan teori-teori psikologi perkembangan anak. Berdasarkan hasil penelitian, status hadis memukul anak yang meninggalkan shalat adalah ‘Hasan Ṣaḥīḥ’. Matan hadis memukul anak yang meninggalkan shalat dinilai ‘Maqbūl’ (dapat diterima) dengan menggunakan metode al-Jam’u wa at-Taufiq. Namun setelah di kontekstualisasikan dengan pendidikan sekarang dan psikologi perkembangan anak, peneliti menyimpulkan bahwa pemahaman dari hadis yang melegalkan memukul anak dalam segala aspek permasalahan merupakan pemahaman yang salah. Karena dalam memberikan hukuman harus mempertimbangkan keadaan lingkungan dan psikis anak. Untuk pembelajaran di Akademi Militer maka metode ‘pukulan’ pasti diterapkan, namun dalam sekolah secara umum metode ‘pukulan’ harus dihindari. Alasannya, pemahaman metode ‘pukulan’ dapat diganti dari pemukulan secara dzahir fisik menjadi pukulan secara simbolik yaitu menasehati yang membuat anak memahami kesalahannya. Mengambil teori Yusuf al-Qardhawi bahwa tujuan hadis yang bersifat tetap adalah memberikan pengajaran shalat pada anak. Sedangkan metode ‘pukulan’ merupakan teknis yang bisa dihapus dengan metode yang lebih baik. Selain itu, dilihat dari psikologi perkembangan anak usia 7 dan 10 tahun sangat berdampak negatif jika metode ‘pukulan’ diterapkan pada anak. Jadi peneliti menyimpulkan bahwa dalam menerapkan metode ‘pukulan’ harus melihat kondisi lingkungan dan psikis anak, secara umum metode ini lebih baik ditinggalkan. Key words : hadis, kritik sanad
ISBN: SKR FAI 095