Summary: |
Latar belakang: Penetapan status Bandara Adisutjipto sebagai bandara internasional meningkatkan intensitas kebisingan yang diterima oleh masyarakat di sekitar bandara. Pajanan bising dapat mengarah ke perubahan fisiologi tubuh dalam keadaan akut maupun kronis. Bising termasuk ke dalam stres sehingga dapat menyebabkan naiknya tekanan darah dan gangguan pada homeostasis kardiovaskular yang dapat dilihat dengan adanya kenaikan respon vaskular pada postural change. Postural change dari posisi berbaring ke berdiri merupakan salah satu cara untuk melihat fungsi dari regulasi sistem saraf otonom.
Metode: observasional dengan pendekatan cross sectional (potong lintang). Penelitian ini mempunyai 2 kelompok subyek yaitu, kelompok bising intensitas tinggi sebagai kelompok yang terpajan bising bandara dan kelompok bising intensitas rendah sebagai kelompok yang tidak terpajan bising bandara dengan jumlah sampel masing-masing 30 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi eksklusi. Pengolahan data dilakukan dengan SPSS 15 for Windows evaluation version dengan menilai normalitas menggunakan kolmogorov-smirnov dan uji independent t test untuk data yang berdistribusi normal.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan kelompok intensitas bising rendah, pada kelompok intensitas bising tinggi mempunyai tekanan darah sistolik yang lebih besar secara bermakna (p < 0,05), pada nilai pretes (p value = 0,004), nilai postes menit 7 (p value = 0,02), dan perbedaan pretes antar 2 kelompok di menit 1 (p value = 0,001). Perbedaan tekanan darah diastolik pada 2 kelompok di menit 1 (p value = 0,05) termasuk borderline. Tekanan rata-rata arteri (MAP) ditemukan lebih besar secara bermakna (p value < 0,05) pada pretes (p value = 0,004) dan delta menit 1 (p value = 0,001). Tekanan nadi lebih besar secara bermakna (p value <0,05) pada pretes (p value = 0,001), postes menit 7 (p value = 0,03), dan delta menit 1 (p value = 0,017). Frekuensi nadi ditemukan perbedaan secara borderline (p value = 0,05) pada delta menit 7.
|