UJI AKTIVITAS ANTAGONISME SENYAWA 1-(2,5- DIHIDROKSIFENIL)-(3-PIRIDIN-2-IL)-PROPENON PADA RESEPTOR ACh-M, Ileum marmut terisolasi

sintesis dari 2,5-dihidroksi asetofenon dan piridin-2-karbaldehid dengan metode radiasi microwave (katalis K2CO3). Senyawa ini termasuk senyawa alkaloid. Salah satu golongan alkaloid dapat digunakan sebagai antispasmolitik, antikolonergik, antiasma dan midriatik. Penelitian ini bertujuan untuk me...

Full description

Main Author: Annisa Rizky Setiyani
Format: Skripsi S1
Language: Bahasa Indonesia
Published: PSF 16 UMY 116 2016
Subjects:
(3
2
il)
Online Access: http://oaipmh-jogjalib.umy.ac.idkatalog.php?opo=lihatDetilKatalog&id=72409
PINJAM
Summary: sintesis dari 2,5-dihidroksi asetofenon dan piridin-2-karbaldehid dengan metode radiasi microwave (katalis K2CO3). Senyawa ini termasuk senyawa alkaloid. Salah satu golongan alkaloid dapat digunakan sebagai antispasmolitik, antikolonergik, antiasma dan midriatik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenon sebagai antikolinergik. Pada penelitian ini dilakukan uji in vitro dan uji in silico (program Autodock 4.2). Untuk mengetahui pengaruh senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3- piridin-2-il)-propenon terhadap kontraksi otot polos ileum marmut terisolasi yang diinduksi agonis asetilkolin (ACh), senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3- piridin-2-il)-propenon diberikan dengan dosis 10μM dan 20μM. Sementara agonisnya diberikan dengan seri kadar 10-10 - 3X10-4 M. Pada uji in vitro ini juga akan dipelajari tipe antagonisme dari senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin- 2-il)-propenon dan sifat reversibilitasnya pada reseptor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)- (3-piridin-2-il)-propenon mampu menghambat kontraksi otot polos ileum terisolasi yang diinduksi asetilkolin (ACh). Pada reseptor ACh -M3 terjadi pergeseran nilai pD2 yang signifikan (p<0,05) pada kelompok senyawa 1- (2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenon 10 dan 20 μM. Nilai pD2 kelompok kontrol, senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenon 10 dan 20 μM berturut-turut adalah 6,66; 6,05; 5,28. Dari hasil analisis Schild-plot diketahui tipe antagonismenya bersifat kompetitif (slope: 0,8712, pA2:1,728). Dari uji reversibilitas, diketahui bahwa dengan pencucian organ ileum menngunakan buffer tyrode setiap 5 menit selama 30 menit, ikatan senyawa 1- (2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenon belum terlepas secara sempurna. Pada uji in silico senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenon juga diketahui dapat terikat pada reseptor reseptor ACh-M3 (skor docking: -7,35). Ikatan senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenon ke reseptor ACh-M3 tersebut bersifat lebih lemah jika dibandingkan dengan native ligannya (tiotropium, skor docking: -9,49). Kesimpulan dari penelitian ini adalah senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenon memiliki aktivitas antagonis kompetitif pada reseptor ACh M3 dengan dosis 10 μM dan 20 μM. Kata kunci: Antagonis kompetitif, ileum marmut terisolasi, reseptor Ach-M3, senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenon
Physical Description: 89 hal
ISBN: SKR FKIK 116