PERBEDAAN ANTARA KUMUR EKSTRAK SIWAK (Salvadora persica) DAN KUMUR INFUS SIWAK TERHADAP pH SALIVA

Beberapa survei menunjukkan tingginya angka karies di Indonesia sehingga diperlukan penanganan serta pencegahan. Berbagai cara telah diupayakan untuk menekan angka karies tersebut, akan tetapi dirasa belum mampu menurunkan angka karies dengan signifikan. Proses terjadinya karies merupakan gabungan d...

Full description

Main Author: Hafida Setiasri
Format: Skripsi S1
Language: Bahasa Indonesia
Published: FKG 16 UMY 2016
Subjects:
Online Access: http://oaipmh-jogjalib.umy.ac.idkatalog.php?opo=lihatDetilKatalog&id=72851
PINJAM
Summary: Beberapa survei menunjukkan tingginya angka karies di Indonesia sehingga diperlukan penanganan serta pencegahan. Berbagai cara telah diupayakan untuk menekan angka karies tersebut, akan tetapi dirasa belum mampu menurunkan angka karies dengan signifikan. Proses terjadinya karies merupakan gabungan dari beberapa faktor yaitu substrat, host (gigi), mikroorganisme, waktu dan lingkungan (saliva). Saliva mempengaruhi terjadinya karies dengan cara mengurangi akumulasi plak, difusi komponen saliva dan melalui sistem buffer. Derajat keasaman (pH) saliva yang rendah semakin meningkatkan resiko terjadinya karies, sebaliknya pH saliva yang cenderung basa mampu mencegah terjadinya karies. Hal tersebut terjadi karena pada saliva terdapat antibakteri yang menjadikan pH saliva cenderung basa, sehingga apabila kelenjar saliva memproduksi saliva dalam jumlah banyak dapat meningkatkan pH saliva yang mampu mencegah berkembangnya mikroorganisme penyebab karies. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaab antara kumur ekstrak siwak dan infus siwak terhadap pH saliva. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental kuasi dengan pendekatan one-group pretest-postets. Subjek penelitian ini adalah 16 mahasiswa yang dipilih menggunakan metode stratified random sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek diminta berkumur menggunakan ekstrak siwak, infus siwak dan air mineral sebagai kontrol dengan wash out periode selama satu minggu. Pengambilan ampel dilakukan setiap sebelum dan setelah berkumur selama 30 detik, selanjutnya diukur menggunakan pH meter. Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Farmasetika Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk pengambilan sampel dan Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada untuk pembuatan ekstrak dan infus. Analisa data menggunakan uji normalitas Shapiro Wilk dan uji homogenitas menggunakan Levene Variance Test, selanjutnya dianalisis menggunakan Wilcoxon dan Friedman (p>0,05). Hasil: Hasil dari uji Friedman pada penelitian ini adalah p=0,209 (p>0,05) Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara kumur ekstrak siwak (Salvadora persica) dan kumur infus siwak terhadap pH saliva. Kata Kunci: Siwak, Salvadora persica, pH saliva, ekstrak, infus
ISBN: SKR FKIK