Summary: |
FSW adalah proses penyambungan material logam dalam kondisi solid, yang berarti pengelasan FSW tersebut dilakukan tanpa mencapai titik leleh dari material logam yang digunakan (sekitar 80-90% dari temperature leleh material logam itu). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbedaan gas pelindung terhadap sifat mekanis pada sambungan FSW Aluminium 5052. Plat aluminium 5052 dengan ukuran awal 160 mm x 110 mm dengan tebal 5 mm, kemudian dipotong menjadi dua bagian yaitu 160 mm x 55 mm. Setelah itu disambung menggunakan metode FSW dengan variasi gas pelindung. Lalu diamati kekuatan tarik diuji dengan mesin uji tarik, nilai kekerasan dengan alat uji vikers, dan struktur mikro dengan mikroskop optik dan SEM. Pengelasan menggunakan putaran pada mesin 3600 rpm dan variasi laju feed rate 60 mm/menit dengan variasi penggunaan gas pelindung argon dan karbondioksida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik tertinggi ke terendah terjadi pada penggunaan gas pelindung argon kemudian karbon dioksida sebesar 160 MPa dan 149 MPa. Regangan tarik tertinggi ke terendah terjadi pada penggunaan gas pelindung argon kemudian karbon dioksida sebesar 3,4% dan 2,9%. Nilai kekerasan tertinggi ke terendah terjadi pada penggunaan gas pelindung argon kemudian karbon dioksida sebesar 87,8 HVN dan 69,6 HVN . Hasil uji SEM-EDS terlihat peningkatan nilai partikel Magnesium dan terjadi penurunan nilai partikel Kromium sebagai unsur pendukung utama pada Aluminium seri 5052. Tetapi juga munculnya partikel Karbon dan Oksigen. Munculnya unsur Karbon dan Oksigen dikarenakan penggunaan tool pada pengelasan FSW yang terbuat dari baja dan saat melakukan proses pengelasan FSW diruang terbuka dan tercampur dengan udara sekitar yang banyak mengandung unsur oksigen
|