AGRARIS : Identifikasi Risiko Rantai Pasok Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk

bawang merah, model AHP, rantai pasok, risiko.

Main Author: Susanawati , Jamhari
Format: Jurnal
Language: Bahasa Indonesia
Published: Fakultas Pertanian UMY 2017
Subjects:
Online Access: http://oaipmh-jogjalib.umy.ac.idkatalog.php?opo=lihatDetilKatalog&id=80470
PINJAM
id oai:lib.umy.ac.id:80470
recordtype oai_dc
spelling oai:lib.umy.ac.id:804702021-06-16T13:10:39ZAGRARIS : Identifikasi Risiko Rantai Pasok Bawang Merah di Kabupaten NganjukSusanawati , Jamhari Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Nganjuk karena merupakan sentra produksi bawang merah terbesar kedua di Indonesia setelah Kabupaten Brebes. Sekitar 40 persen bawang merah dari Kabupaten Nganjuk dipasarkan sampai ke Jakarta termasuk ke Pasar Induk Kramatjati Jakarta (PIKJ), sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaku yang terlibat dalam rantai pasok bawang merah dari Kabupaten Nganjuk ke Jakarta dan mengidentifikasi jenis risiko dalam rantai tersebut. Responden yang digunakan adalah pakar yang terdiri dari wakil pemerintah, wakil akademisi, dan praktisi yaitu pelaku rantai pasok itu sendiri. Model AHP (Analytical Hierarchy Process) digunakan untuk mengidentifikasi risiko rantai pasok bawang merah. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh pelaku yang terlibat dalam rantai pasok bawang merah dari Kabupaten Nganjuk ke Jakarta yaitu petani, penebas, pedagang pengumpul skala besar, bandar di PIKJ, centheng di PIKJ, pedagang pengecer, dan konsumen. Model AHP menunjukkan bahwa risiko pasar merupakan risiko yang paling utama dalam rantai pasok bawang merah dari Kabupaten Nganjuk ke Jakarta, kemudian diikuti risiko kemitraan dan informasi serta yang terakhir risiko harga.bawang merah, model AHP, rantai pasok, risiko.Fakultas Pertanian UMY2017Jurnal15-22AGRARIS Tahun Vol. No. 2017 3 1 Bahasa Indonesiahttp://oaipmh-jogjalib.umy.ac.idkatalog.php?opo=lihatDetilKatalog&id=80470
institution Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
collection Perpustakaan Yogyakarta
language Bahasa Indonesia
topic Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Nganjuk karena merupakan sentra produksi bawang merah terbesar kedua di Indonesia setelah Kabupaten Brebes. Sekitar 40 persen bawang merah dari Kabupaten Nganjuk dipasarkan sampai ke Jakarta termasuk ke Pasar Induk Kramatjati Jakarta (PIKJ), sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaku yang terlibat dalam rantai pasok bawang merah dari Kabupaten Nganjuk ke Jakarta dan mengidentifikasi jenis risiko dalam rantai tersebut. Responden yang digunakan adalah pakar yang terdiri dari wakil pemerintah, wakil akademisi, dan praktisi yaitu pelaku rantai pasok itu sendiri. Model AHP (Analytical Hierarchy Process) digunakan untuk mengidentifikasi risiko rantai pasok bawang merah. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh pelaku yang terlibat dalam rantai pasok bawang merah dari Kabupaten Nganjuk ke Jakarta yaitu petani, penebas, pedagang pengumpul skala besar, bandar di PIKJ, centheng di PIKJ, pedagang pengecer, dan konsumen. Model AHP menunjukkan bahwa risiko pasar merupakan risiko yang paling utama dalam rantai pasok bawang merah dari Kabupaten Nganjuk ke Jakarta, kemudian diikuti risiko kemitraan dan informasi serta yang terakhir risiko harga.
spellingShingle Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Nganjuk karena merupakan sentra produksi bawang merah terbesar kedua di Indonesia setelah Kabupaten Brebes. Sekitar 40 persen bawang merah dari Kabupaten Nganjuk dipasarkan sampai ke Jakarta termasuk ke Pasar Induk Kramatjati Jakarta (PIKJ), sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaku yang terlibat dalam rantai pasok bawang merah dari Kabupaten Nganjuk ke Jakarta dan mengidentifikasi jenis risiko dalam rantai tersebut. Responden yang digunakan adalah pakar yang terdiri dari wakil pemerintah, wakil akademisi, dan praktisi yaitu pelaku rantai pasok itu sendiri. Model AHP (Analytical Hierarchy Process) digunakan untuk mengidentifikasi risiko rantai pasok bawang merah. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh pelaku yang terlibat dalam rantai pasok bawang merah dari Kabupaten Nganjuk ke Jakarta yaitu petani, penebas, pedagang pengumpul skala besar, bandar di PIKJ, centheng di PIKJ, pedagang pengecer, dan konsumen. Model AHP menunjukkan bahwa risiko pasar merupakan risiko yang paling utama dalam rantai pasok bawang merah dari Kabupaten Nganjuk ke Jakarta, kemudian diikuti risiko kemitraan dan informasi serta yang terakhir risiko harga.
Susanawati , Jamhari
AGRARIS : Identifikasi Risiko Rantai Pasok Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk
description bawang merah, model AHP, rantai pasok, risiko.
format Jurnal
author Susanawati , Jamhari
author_sort Susanawati , Jamhari
title AGRARIS : Identifikasi Risiko Rantai Pasok Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk
title_short AGRARIS : Identifikasi Risiko Rantai Pasok Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk
title_full AGRARIS : Identifikasi Risiko Rantai Pasok Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk
title_fullStr AGRARIS : Identifikasi Risiko Rantai Pasok Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk
title_full_unstemmed AGRARIS : Identifikasi Risiko Rantai Pasok Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk
title_sort agraris : identifikasi risiko rantai pasok bawang merah di kabupaten nganjuk
physical 15-22
publisher Fakultas Pertanian UMY
publishDate 2017
url http://oaipmh-jogjalib.umy.ac.idkatalog.php?opo=lihatDetilKatalog&id=80470
isbn AGRARIS Tahun Vol. No. 2017 3 1
_version_ 1702754304959447040
score 14.79448