Summary: |
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi terhadap faktor-faktor yang terdiri dari perceived
stimulation, perceived crowding, fashion involvement, credit card usage dan employee assistance
yang mempengaruhi pria di Jakarta membeli secara impulsif produk fashion. Populasi penelitian ini adalah
seluruh Pria di Jakarta yang memiliki kartu kredit dan sedang melakukan pembelian impulsif produk fashion di
toko-toko ritel fashion di Jakarta, dimana jumlahnya tidak terbatas sehingga peneliti menggunakan rumus
Bentler dan Chou yang menghasilkan sebanyak 145 responden. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan metode accidental sampling, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, dalam
arti konsumen pria yang kebetulan sedang melakukan pembelian impulsif produk fashion. Pengujian hipotesa
dilakukan dengan analisis persamaan struktural (Structured Equation Model) dengan alat bantu aplikasi AMOS (Analysis of Moment Structure). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) perceived stimulation
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif produk fashion oleh pria, (2) perceived
crowding secara positif tetapi tidak signifikan mempengaruhi pria di Jakarta melakukan pembelian impulsif
produk fashion, (3) perceived crowding secara positif tetapi tidak signifkan mempengaruhi employee assistance
toko ritel fashion (4) employee assistance secara positif dan signifikan mempengaruhi pria di Jakarta
melakukan pembelian impulsif, (5) fashion involvement secara positif dan signifikan mempengaruhi pria di
Jakarta melakukan pembelian impulsif produk fashion, (6) credit card usage secara positif dan signifikan
mempengaruhi pria di Jakarta melakukan pembelian impulsif produk fashion, (7) employee assistance merupakan
variabel moderasi positif tetapi tidak signifikan mempengaruhi pria di Jakarta melakukan pembelian impulsif.
Para retailers disarankan untuk mempertahankan indikator-indikator dari store environment toko dan kinerja
pelayanan yang sudah dinilai baik dan meningkatkan kinerja indikator yang belum dinilai baik oleh pelanggan.
Hal ini diharapkan menambah kenyamanan pelanggan saat berbelanja sehingga mampu mendorong terjadinya
pembelian impulsif.
|