Summary: |
Peladangan berpindah dengan sistem tebas bakar merupakan kegiatan pertanian yang umumnya dilakukan para petani di lahan kering. Sistem tebas bakar yangdilakukan para petani karena dianggap mudah dan murah serta bertujuan meningkatkan hara tanah, memberantas gulma, mengurangi biaya, mengurangi timbulnya hama penyakit serta meningkatkan produksi tanaman pangan. Pembukaan lahan dengan sistem tebas bakar dalam jangka waktu yang singkat memberikan dampak positif seperti ketersediaan unsur N, P, K, Ca, Mg. Namun jangka waktu yang lama kegiatan tebas bakar menimbulkan dampak negatif yaitu perubahan pada komponen fisik dan kimia tanah serta perubahan dominansi vegetasi pada ladang dan lahan bera. Pengaruh negative ini dapat diminimasikan dengan teknik pengelolaan tertentu misalnya pengaturan waktu pembakaran, pengaturan jenis seresah yang dibakar, dan pengaturan seresah hasil bakaran yang dibenamkan. Kegiatan ini dapat dilakukan bila diketahui informasi dasar dari pengaruh pembakaran tersebut pada kondisi lahan yang berbeda dan waktu pengelolaan yang berbeda pula. Hasil penelitian yang dilakukan di desa Pruda, kecamatan Waiblama, kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur menunjukan bahwa kandungan N total dan C organik tanah meningkat bila waktu pemberaan dibiarkan selama 3 tahun. Pengaruh tunggal menunjukkan bahwa kemantapan agregat tanah lebih baik bila lahan diberakan dibandingkan bila lahan di ladangkan baik 1 tahun, 2 tahun dan 3 tahun
|