Pelestarian dan Pengembangan Tari Tradisi di Bali

Di masa lalu puri atau istana raja adalah pusat kehidupan kegiatan seni dan budaya Bali, seperti dicatat bawha di Puri Kaleran, Ubud Gianyar pernah ditampilkan Legong Keraton yang diiringi Semar Pengulingan Tirta Sari. Kehadiran Legong Keraton membuat nama Puri Kaleran dan desa desa di Peliatan menj...

Full description

Main Author: DANA, I. Wayan
Format: Tugas Akhir
Language: Indonesian
Published:
Subjects:
PEN
PINJAM
Summary: Di masa lalu puri atau istana raja adalah pusat kehidupan kegiatan seni dan budaya Bali, seperti dicatat bawha di Puri Kaleran, Ubud Gianyar pernah ditampilkan Legong Keraton yang diiringi Semar Pengulingan Tirta Sari. Kehadiran Legong Keraton membuat nama Puri Kaleran dan desa desa di Peliatan menjadi terkenal secara nasional maupun internasional. Popularitas Legong Keraton gaya Peliatan tidak lepas dari prakarsa dan kegigihan almarhum Anak Agung Gde Mandera dan saat ini dilanjutkan oleh putranya, Anak Agung Gde Oka Dalem.Ketika Puri tidak lagi menjadi pusat, maka perkembangan kesenian seperti tari Legong Keraton dan tabuh Semar Pegulingan, bergeser ke banjar, sakeha atau desa-desa hampir diseluruh Bali. Legong Keraton yang semula hanya disajikan di Puri Kaleran, saat ini terwadahi sepenuhnya disebuah tempat bernama Balerung Mandera Srinertya Waditra. Di tempat ini tergabung beberapa sakeha, seperti sakeha GOng Tirta Sari, Sakeha Gong Gunung Sari, Padma Nara Swara, Mekar Sari dan Genta Bhuana Sari melakukan pagelaran secara berkesinambungan dan terjadwal. Untuk dapat dikatakan bahwa Balerung Mandera Srinertya Waditra memiliki tujuan yang jelas. Pertama, sebagai tempat untuk melestarikan tarian dan tabuhan khas Peliatan yang dirasakan mulai memudar, seperti jenis tarian Palegong Klasik Peliatan. Kedua, sebagai tempat untuk untuk melatih dan mendidik secara non-formal generasi muda agar sejak masa kanak-kanak mengenal tarian dan karawitan (tabuhan) khas paliatan. Ketiga, sebagai tempat untuk melahirkan seniman tari dan karawitan yang berkualitas dan tetap melaksanakan pengabdian seni untuk kepentingan upacara keagamaan, adat, sosial maupun komersial. Keempat, pengembangan dan penciptaan karya-karya seni kekinian sesuai perkembangan zaman. Pengelolaan berbagai sakeha oleh Balerung Mandera Srinetya Waditra dapat dijadikan salah satu model untuk pelestarian dan pengembangan seni pertunjukan di Bali. Secara prinsip sangat penting untuk memberikan perhatian dan memberikan ruang perkembangan bagi seni warisan leluhur. Seniman dan seni warisan leluhur tidak perlu merasa terpinggirkan oleh arus perkembangan zaman.