Summary: |
*121 Avian influenza (AI) merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada manusia. Salah satu upaya pencegahan dari penyakit AI pada unggas dilakukan vaksinasi aktif maupun pasif namun kelemahan vaksinasi aktif yaitu respon titer antibodi unggas terhadap vaksinasi ini masih rendah. Upaya alternatif pencegahan lain yaitu dengan meningkatkan kekebalan non spesifik yaitu melalui sistem imun. Temu kunci memiliki efek antioksidan yang kuat dan secara in vitro temu kunci dapat meningkatkan jumlah limfosit, antibodi spesifik, dan dapat membunuh sel kanker. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian fraksi etil asetat ekstrak temu kunci (Boesenbergia pandurata Roxb) terhadap sistem imun melalui gambaran jumlah leukosit, limfosit, dan eosinofil, pada sampel darah puyuh yang terinduksi vaksin AI subtipe H5N1.
Sebanyak 25 ekor hewan uji Puyuh (Coturnix japonica) berumur 12 minggu dibagi 5 kelompok: kontrol nol, kontrol negatif, dan kelompok perlakuan disuplementasi fraksi etil asetat ekstrak temu kunci dosis 15,6 mg/puyuh; 39 mg/puyuh; 62,5 mg/puyuh. Vaksinasi dilakukan pada minggu ke-1, minggu ke-3, dan minggu ke-6. Pengambilan sampel darah dilakukan pada minggu ke-16. Parameter yang diuji adalah jumlah leukosit, limfosit, dan eosinofil yang diperoleh setelah perlakuan dibandingkan dengan kontrol nol dan negatif.
Uji Kruskal-Wallis pada leukosit menunjukkan ada perbedaan yang bermakna (P<0,05) pada penurunan jumlah leukosit dari kelima kelompok yang diuji. Adapun berdasar uji analisis One Way Anova parameter limfosit dan eosinofil tidak berbeda bermakna (P>0,05). Dari penelitian ini diketahui bahwa fraksi etil asetat temu kunci tidak memberikan pengaruh pada peningkatan jumlah leukosit, limfosit, eosinofil pada puyuh yang divaksin.
Kata kunci: Avian influenza, Boesenbergia pandurata Roxb, Coturnix japonica, leukosit, limfosit, eosinofil.
|