Summary: |
*191 Indonesia pada tahun 2011, menduduki peringkat kesepuluh dunia dengan jumlah penderita diabetes melitus tipe 2 sebanyak 6,6 juta jiwa. Banyak sistem kesehatan di negara-negara di dunia yang sangat terfragmentasi yang pada akhinya tidak mampu menyelesaikan masalah kesehatan di negara itu sendiri. Untuk meningkatkan kualitas kesehatan itu sendiri, tidak dapat dilakukan hanya dengan sistem uniprofessional. Kontribusibarbagai disiplin ilmuternyata memberi dampak positif dalam penyelesaian berbagai masalah kesehatan. Dengan adanya collaborative care diharapkan derajat kesehatan pasien dengan DM dapat dikelola dengan baik sehingga dapat mengendalikan serta mengontrol kadar glukosa darah pasien dengan baik.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh sistem collaborative care terhadap kadar glukosa darah pasien Diabetes Melitus tipe 2.Hasil penelitian menujukkan bahwa pemberian pelayanan dengan sistem collaborative care pada kelompok intervensi selama 1 bulan menunjukkan rata-rata kadar glukosa darah sewaktu sebelum SCC 276,11 mg/dl dan sesudah SCC 222,43 mg/dl. Sedangkan pada kelompok kontrol sebelum SCC 217,32 mg/dl dan sesudah SCC 266,45 mg/dl. Hasil uji statistik selisih kadar glukosa darah sewaktu antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol didapat p value < 0,05 yang artinya ada perbedaan bermakna pada selisih kadar GDS sebelum dan sesudah SCC antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol terhadap penurunan kadar glukosa darah sewaktu. Kesimpulan penelitian ini adalah sistem collaborative careberpengaruh pada penurunan kadar glukosa darah sewaktu pada pasien Diabetes Melitus tipe.
|