GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN FAKTOR RISIKO PREMATUR DI RUMAH SAKIT

*270 Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada umur kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan. Namun sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan kurang 2500 gram. Bayi prematur dan BBLR berisiko mengalami peningkatan gangguan pendengaran sensorineural. Prematuritas merupakan sala...

Full description

Main Author: DIMAS SAKSILA AJI
Format: Skripsi S1
Language: Bahasa Indonesia
Published: FKU 15 UMY 270 2015
Subjects:
Online Access: http://oaipmh-jogjalib.umy.ac.idkatalog.php?opo=lihatDetilKatalog&id=57472
PINJAM
id oai:lib.umy.ac.id:57472
recordtype oai_dc
spelling oai:lib.umy.ac.id:574722021-06-16T13:07:05ZGANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN FAKTOR RISIKO PREMATUR DI RUMAH SAKITDIMAS SAKSILA AJI*270 Tuli Sensorineural, Otoacustic Emission, kehamilan 37 minggu*270 Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada umur kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan. Namun sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan kurang 2500 gram. Bayi prematur dan BBLR berisiko mengalami peningkatan gangguan pendengaran sensorineural. Prematuritas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya asfiksia. Pada asfiksia berat aliran darah ke otak justru menurun akibat peningkatan resistensi serebrovaskular. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah prematuritas berpengaruh terhadap gangguan fungsi pendengaran di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan menggunakan pemeriksaan OAE (otoacustic emission). Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu observasional dengan pendekatan cross-sectional dimana peneliti menggunakan hasil OAE pada rekam medis bayi baru lahir dengan subyek penelitian sebanyak 61 subyek di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta selama Januari 2012 sampai Desember 2014. Data dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan uji analisis chi square pada program SPSS. Dari subyek yang telah dilakukan pemeriksaan OAE didapatkan 20 subyek dari kelompok kontrol didapatkan hasil “pass” 15 subyek dan hasil “refer” sebanyak 5 subyek. Sementara dari 41 subyek dari kelompok kasus didapatkan hasil “pass” 20 subyek dan hasil “refer” 21 subyek. Uji statistik didapatkan hasil signifikansi p = 0,014 (p < 0,05) yang berarti terdapat hubungan yang bermakna diantara kedua variabel. Dan hasil odds ratio 4,235 (1,292-13,889) . Terdapat pengaruh yang bermakna antara prematur dengan gangguan fungsi pendengaran pada bayi baru lahir di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.FKU 15 UMY 2702015Skripsi S156 halSKR FKIK 270Bahasa Indonesiahttp://oaipmh-jogjalib.umy.ac.idkatalog.php?opo=lihatDetilKatalog&id=57472
institution Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
collection Perpustakaan Yogyakarta
language Bahasa Indonesia
topic *270 Tuli Sensorineural, Otoacustic Emission, kehamilan 37 minggu
spellingShingle *270 Tuli Sensorineural, Otoacustic Emission, kehamilan 37 minggu
DIMAS SAKSILA AJI
GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN FAKTOR RISIKO PREMATUR DI RUMAH SAKIT
description *270 Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada umur kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan. Namun sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan kurang 2500 gram. Bayi prematur dan BBLR berisiko mengalami peningkatan gangguan pendengaran sensorineural. Prematuritas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya asfiksia. Pada asfiksia berat aliran darah ke otak justru menurun akibat peningkatan resistensi serebrovaskular. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah prematuritas berpengaruh terhadap gangguan fungsi pendengaran di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan menggunakan pemeriksaan OAE (otoacustic emission). Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu observasional dengan pendekatan cross-sectional dimana peneliti menggunakan hasil OAE pada rekam medis bayi baru lahir dengan subyek penelitian sebanyak 61 subyek di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta selama Januari 2012 sampai Desember 2014. Data dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan uji analisis chi square pada program SPSS. Dari subyek yang telah dilakukan pemeriksaan OAE didapatkan 20 subyek dari kelompok kontrol didapatkan hasil “pass” 15 subyek dan hasil “refer” sebanyak 5 subyek. Sementara dari 41 subyek dari kelompok kasus didapatkan hasil “pass” 20 subyek dan hasil “refer” 21 subyek. Uji statistik didapatkan hasil signifikansi p = 0,014 (p < 0,05) yang berarti terdapat hubungan yang bermakna diantara kedua variabel. Dan hasil odds ratio 4,235 (1,292-13,889) . Terdapat pengaruh yang bermakna antara prematur dengan gangguan fungsi pendengaran pada bayi baru lahir di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
format Skripsi S1
author DIMAS SAKSILA AJI
author_sort DIMAS SAKSILA AJI
title GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN FAKTOR RISIKO PREMATUR DI RUMAH SAKIT
title_short GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN FAKTOR RISIKO PREMATUR DI RUMAH SAKIT
title_full GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN FAKTOR RISIKO PREMATUR DI RUMAH SAKIT
title_fullStr GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN FAKTOR RISIKO PREMATUR DI RUMAH SAKIT
title_full_unstemmed GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN FAKTOR RISIKO PREMATUR DI RUMAH SAKIT
title_sort gangguan pendengaran pada bayi baru lahir dengan faktor risiko prematur di rumah sakit
physical 56 hal
publisher FKU 15 UMY 270
publishDate 2015
url http://oaipmh-jogjalib.umy.ac.idkatalog.php?opo=lihatDetilKatalog&id=57472
isbn SKR FKIK 270
_version_ 1702749792711475200
score 14.79448