Summary: |
Saat ini pertumbuhan jumlah penduduk kian harinya semakin meningkat.
Kebutuhan akan hunian pun akan semakin banyak sedangkan lahan yang tersedia
cukup terbatas. Dengan demikian masyarakat mulai melirik konsep rancangan
hunian dengan perluasan vertikal yang membutuhkan elevator. Elevator pada
dasarnya adalah sebuah rakitan sistem katrol sederhana yang menerapkan prinsip
kerja hukum mekanika newtonian. Pemberat terapung yang digunakan dalam
membantu kerja hidropower elevator dapat berupa beton. Pemberat terapung ini
harus memiliki sifat berat, terapung di air, dan stabil terhadap gelombang air dan
goncangan.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efesiensi dari penggunaan
pemberat terapung yang berupa beton geopolimer yang nantinya akan berfungsi
sebagai pembantu alat hidropower elevator yang lebih efisien. Beton geopolimer
ini juga dapat menjadi solusi untuk pemanfaatan limbah abu terang (fly ash) yang
dihasikan dalam industri pembuatan semen.
Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata kekedapan beton normal
untuk rendaman 10+0,5 menit pada hari ke 7, 14, 21 dan 28 adalah berturut-turut
2%, 2,4% , 2,1% , dan 2,1% dari berat oven beton. Kekedapan rendaman beton
normal selama 24 jam pada hari ke 7, 14, 21 dan 28 berturut-turut adalah 6,3% ,
6,3% , 6% dan 5,9% berat oven beton. Sedangkan untuk kekedapan air beton
geopolimer dengan variasi fly ash 5%, 10%, 15% dan 20% yang memiliki nilai
rata-rata kekedapan air yang tinggi adalah variasi 15%. Hasil kekedapan air ratarata beton geopolimer dengan penambahan fly ash 15% untuk rendaman 10+0,5
menit pada hari ke 7, 14, 21 dan 28 adalah berturut-turut 2%, 2%, 1,77% dan
1,77%. Kekedapan rendaman beton geopolimer dengan fly ash 15% selama 24
jam pada hari ke 7, 14, 21 dan 28 berturut-turut adalah 5,1%,5%, 4,7% dan 4,7%.
Sehingga menggunakan beton geopolimer sebagai pemberat terapung hidropower
elevator lebih baik dari pada beton normal.
|