Summary: |
Latar belakang : Air mata merupakan komponen yang sangat penting, yaitu sebagai pelumas alami mata, membuat mata menjadi lembab, dan sebagai proteksi terhadap infeksi. Produksi air mata yang tidak mencukupi atau ketika konsistensi air mata tidak tepat dan terjadi penguapan yang terlalu cepat maka dapat terjadi mata kering. Angka kejadian ini bertambah seiring dengan pertambahan usia, dan lebih sering terjadi pada wanita, terutama wanita post menopause. Selain itu, mata kering juga dapat mengganggu ketajaman fungsi penglihatan, yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk membaca dan mengemudi, terutama pada malam hari. Sehingga dapat menurunkan kualitas hidup dan meningkatkan risiko terhadap infeksi mata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dry eye syndrome pada wanita menopause. Metode penelitian : Penelitian dilakukan secara cross sectional terhadap 36 responden wanita menopause dan 36 reponden wanita tidak menopause. Pemeriksaan dilakukan secara langsung menggunakan kertas schirmer strips pada mata kanan dan mata kiri responden untuk mengukur jumlah air mata. Analisis data yang digunakan dengan uji analitik observasional untuk mengetahui hubungan menopause dan dry eye syndrome. Hasil : Jumlah mata kering pada wanita menopause sebanyak 19 mata (52,8%) pada mata kanan dan 16 mata (44,4%) pada mata kiri. Pada wanita yang tidak menopause, yaitu sebanyak 7 mata (19,4%) pada mata kanan dan 8 mata (22,2%) pada mata kiri. Pada kelompok wanita menopause sebanyak 26 responden memiliki keluhan dry eye syndrome. Data yang dianalisis menggunakan chi square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan p=0,003 pada mata kanan wanita menopause terhadap mata kering dan p=0,046 pada mata kiri wanita menopause terhadap mata kering. Kesimpulan : Dry eye syndrome memiliki hubungan terhadap menopause, sehingga lebih banyak ditemui pada wanita menopause.
|