Summary: |
Penelitian ini ingin melihat simbol-simbol bahasa kiasan dan menganalisis arti dan makna dari
simbol bahasa kiasan dalam upacara pernikahan manjapuik marapulai di Nagari Paninjauan,
Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis isi (simbolik) dan analisis semiologi
Roland Barthes berupa signifikasi dua tahap (two order of signification) yaitu denotasi dan konotasi,
serta mitos sebagai pengembangan dari konotasi. Hasil penelitian menemukan bahwa simbol yang
terdapat dalam panitahan pada upacara manjapuik marapulai sesuai dengan nilai-nilai dan falsafah
Minang yang dianut oleh masyarakat setempat. Simbol tersebut terdapat dalam 15 kalimat yang
bersumber dari alam, sesuai dengan falsafah alam takambang manjadi guru seperti kalimat Tantangan
kato ayam lai barinduak, yang merupakan pelajaran dari alam yaitu ayam yang membutuhkan induk
dalam menuntun kehidupannya begitu juga dengan manusia yang membutuhkan orang tua dalam
menunjukkan tentang adat istiadat. Satu kalimat yang bersumber kepada ajaran agama Islam yaitu
Adat badiri di nan patuik, syarak mamakai pado dalil, limbago duduak bajauahan, tarapak sambah ka tangah,
taunjuak ka muko rapek, yaitu ajaran untuk mengucapkan salam kepada orang yang hadir dalam suatu
acara. Kemudian 11 kalimat yang bersumber kepada tradisi, falsafah, ideologi dan etika masyarakat
seperti kalimat Pusako duduak di nan rapek, kato surang dibulati, kato basamo dipaiyo, direnjeang kato jo
mupakat yang merupakan ideologi masyarakat di Nagari Paninjauan yaitu Musyawarah.
|