Summary: |
Penelitian ini dimotifasi dari kondisi penduduk bogor yang setiap tahun populasi
penduduknya meningkat sehingga memberikan efek pada ketersediaan makanan yang perlu
disediakan oleh intitusi penyedia bahan pangan bogor. Berkenaan dengan hal ini sehingga
perlu adanya strategi kebutuhan untuk menstimulasi dan mengontrol ketersedian makanan
untuk meningkatkan peran pengembangan agrikultur sebagai pelopor pengembangan agrikultur
kota Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisi keadaan tersedianya bahan pangan
dari tahun 2011 sampai 2015 dan peran serta fungsi pelebaran agrikultur kota Bogor. Untuk
memenuhi kebutuhan pangan di tahun 2011 sampai 2015. Jenis penelitian ini menggunakan metode
survey cross sectional untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder. Berdasarkan pada
analisis populasi ketersedian bahan pangan untuk kota Bogor pasa semua komoditi kebanyakan diimpor.
Ketergantungan impor dari daerah lain memprediksi bahwa ketergantungan ini akan berlangsung
dalam lima tahun ke depan bahkan lebih, hal ini dikarenakan ketersedian lahan pertanian hanya
13% dari total lahan yang tersedia. Pekerja atau petani seharusnya tidak hanya fokus pada peningkatan
produksi, melainkan juga mampu memanfatkan produksi yang ada (13%) dan mencari variasi dalam
memproduksi pangan dengan mengembangkan kemampuan petani melalui penyuluhan pengembangan
produk pangan. Penyuluhan ini nantinya diharapkan mampu menjadi mediator dan akses pangan, karena
ketersedian dan teraksesnya bahan pangan dapat menciptakan kenyamanan masyarakat yang tinggal
di daerah urban yang lebih bergantung pada makanan dan penyediaan makanan dari daerah lain.
|