Summary: |
Latar belakang: Ledakan penduduk mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk
yang pesat. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah Indonesia telah
menerapkan program keluarga berencana. Metode kontrasepsi yang banyak diminati
oleh masyarakat adalah kontrasepsi suntik (46,02%). Efek samping yang sering
terjadi dan dikeluhkan oleh akseptor KB suntik adalah penambahan berat badan.
Tujuan: diketahuinya perbedaan lama pemakaian kontrasepsi suntik cycloprovera
dan DMPA dengan berat badan akseptor KB di Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta.
Metodepenelitian: kuantitatif dengan desain penelitian comparative study.
Pendekatan waktu cross sectional, teknik pengambilan sampel acidental sampling.
Jumlah sampel 15 akseptor cycloproveradan 22 akseptor DMPA. Analisis data
menggunakan Uji Mann-WhitneyTest.
Hasilpenelitian: Lama Pemakaian KB suntik Cycloprovera >2 tahun sebanyak 8
(53,3%). Lama Pemakiaan KB DMPA selama <2 tahun yaitu 19 (86,4%). Berat
badan akseptor KB cycloprovera >40 kg sebanyak 8 (53,3%). Berat badan akseptor
KB DMPA sebanyak 22 (100%) memiliki berat badan >40 kg.
Simpulan dan saran: Ada perbedaan lama pemakaian kontrasepsi suntik
cycloprovera dan DMPA dengan berat badan akseptor KB di Puskesmas Tegalrejo
Yogyakarta. Dibuktikan nilai signifikansi rata-rata lama pemakaian sebesar 0,042
dan nilai signifikansi rata-rata berat badan sesudah pemakaian 0,017 (p<0,005). Hasil
penelitian dapat digunakan sebagai tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan
tentang alat kontrasepsi suntik di lingkungan masyarakat.
|