Summary: |
*215 Plat resin akrilik sebagai bahan basis gigi tiruan dapat menjadi tempat
tumbuhnya bakteri Staphylococcus aureus. Daun Kelor (Moringa oleifera L.)
mempunyai kandungan senyawa fitokimia diantaranya flafonoid, saponin, tanin,
fenol, alkaloid, phenol. Senyawa fitokimia ini mempunyai sifat antibakteri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ektrak
daun kelor (Moringa oleifera L.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphyloccous
aureus pada plat resin akrilik aktivasi panas.
Penelitian ini menggunakan metode dilusi, menggunakan 20 cakram
resin akrilik aktivasi panas dengan diameter 10 mm dan ketebalan 2 mm. Seluruh
resin akrilik diinkubasikan dalam 10 ml suspensi Staphylococcus aureus selama
24 jam pada suhu 370 C. Resin akrilik terbagi dalam 4 kelompok setiap kelompok
terdiri dari 5 cakram resin akrilik, direndam dengan konsentrasi 10%, 20% dan
40% serta aquades steril sebagai kontrol. Perendaman dalam ekstrak dilakukan
selama 8 jam, Dilakukan pengenceran seri 103 dan ditanam pada MSA,
diinkubasikan pada suhu 370C selama 24 jam dan dihitung jumlah koloni
koloninya. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan Kruskal Wallis dan
post hoc.
Hasil penelitian menujukkan terdapat perbedaan yang bermakna
(p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun kelor (Moringa
oleifera L.) berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus pada plat resin akrilik aktivasi panas. Ekstrak daun kelor
(Moringa oleifera L.) dengan konsentrasi 40% merupakan konsenrasi yang
paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Sthapylococcus aureus.
|